Liputan6.com, Moskow - Korea Utara selalu mempersembahkan tontonan televisi yang memperlihatkan bagaimana rakyat negara itu memuja dan sangat setia pada pemimpin mereka.
Ternyata ekspresi tersebut mungkin tak sepenuhnya jujur. Bisa jadi itu memang sudah jadi aturan di negeri paling menutup diri di muka Bumi itu.
Baca Juga
Segala seluk-beluk kehidupan warga diatur dalam undang-undang, misalnya tontonan, cara berpakaian, pendidikan, mimpi dan cita-cita. Termasuk juga cara menangisi pemimpinnya yang mangkat.
Advertisement
Baca Juga
Banyaknya "rahasia" yang disimpan oleh negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un itu membuat seorang pembuat film dokumenter asal Rusia, Vitaly Mansky, bertanya-tanya tentang kebenaran kesetiaan rakyat Korea Utara.
Dikutip dari Korea Times, Senin (2/5/2016), Mansky menyusun rencana untuk mendapatkan data yang dia butuhkan. Ia kemudian mengunjungi Pyongyang bersama dengan beberapa orang krunya. Dia menyelidiki apa yang sebenarnya dipikirkan oleh masyarakat negara itu mengenai pimpinan mereka.
Mansky kemudian melakukan wawancara dokumenter, merekam opini jujur Jin-mi, 8 tahun, dan kedua orangtuanya.
Alih-alih mendapatkan yang diinginkannya, Mansky malah merasa kecewa terhadap hasil rekamannya.
"Semuanya sia-sia, pemerintah Korut mengontrol semua perkataan dan tindakan Jun-mi dan keluarganya," kata Mansky.
Tak putus asa, laki-laki 53 tahun itu lalu memikirkan rencana lain, ia kemudian merekam secara diam-diam kegiatan keluarga tersebut. "Aku bahkan memasang kamera pengintai," kata dia.
Setelah puas dengan hasil yang didapatkannya, Mansky kemudian menyelundupkan rekaman tersebut dari Pyongyang dan mengeluarkan film dokumenter berjudul "Di Bawah Matahari, Terbaring Kenyataan Muram Korea Utara"
Tentu saja peluncuran film tersebut membuat Mansky mendapat kecaman dan ancaman dari negara itu, tapi ia tak peduli.
Mansky, yang dilahirkan di Uni Soviet pada zaman komunis pemerintahan Stalin, merasakan adanya kesamaan antara kedua negara.
Karena tidak adanya jejak yang menunjukkan seperti apa kehidupan di Uni Soviet, sekarang Rusia, pria 53 tahun itu termotivasi untuk menunjukkan kepada dunia seperti apa kehidupan di Korea Utara.
Ia kemudian memutuskan untuk memilih keluarga Jin-mi, keluarga keturunan murni Korut, untuk berperan dalam filmnya.
"Penulis skenarioku juga orang Korea Utara" kata dia.
Pembuatan film itu berlangsung dari tahun 2013 dan berakhir pada tahun 2014. "Selama pembuatan film, aku tinggal beberapa minggu di sana" Mansky menjelaskan.
Pembuatan film itu tidak semulus yang dikira. Pihak pemerintah Korut berkali-kali ikut campur dalam setiap detail pembuatan dokumenter itu.
"Mereka bahkan menyuruh ayah Jin-mi yang sedang menyeterika pakaian di lantai menggunakan alas," kata dia.
Setelah menyelesaikan syuting dokumennya, Mansky kembali ke Rusia setelah berhasil menyelundupkan video dokumenter itu.
Mansky mengatakan, pemerintah Kim Jong-un kerap mengirimkan ancaman-ancaman apabila dia menyiarkan film itu.
"Aku mendapatkan penghargaan pada tahun 2015 untuk film itu. Utara kemudian memberikan selamat dan memintaku untuk mengunjungi negaranya lagi. Aku tidak bodoh, aku tahu apa konsekuensinya," kata laki-laki 53 tahun itu.
"Segala sesuatunya diatur dengan ketat di sana, bahkan mempunyai mimpi pun merupakan sesuatu yang sangat mewah," kata dia.