Sukses

Ilmuwan Temukan 3 Planet Mirip Bumi, Dihuni Alien?

Para peneliti menduga tiga planet yang mengorbit pada bintang katai tersebut dapat dihuni oleh makhluk hidup.

Liputan6.com, La Serena - Untuk pertama kalinya, para peneliti berhasil menemukan tempat yang diduga dapat dihuni. Kali ini tak hanya satu, tetapi tiga planet sekaligus.

Menurut penelitian yang dipublikasi di jurnal Nature, planet tersebut mengorbit bintang kerdil atau katai di tata surya lain yang berjarak 40 tahun cahaya.

Awalnya, bintang kerdil yang bernama TRAPPIST-1 bukan merupakan bintang yang diperhitungkan ilmuwan untuk menjadi pusat orbit planet-planet karena memiliki kualifikasi minim. Sebab, temperaturnya hanya separuh dan massanya 10 kali lebih kecil dari matahari.

Bintang tersebut berwarna merah dan memiliki ukuran lebih besar dari Jupiter. TRAPPIST-1 juga terlalu redup untuk dilihat dengan mata telanjang atau dengan teleskop amatir dari bumi.

"Namun bintang kerdil, beserta dengan katai cokelat--benda angkasa luar yang memiliki ukuran antara planet besar dan bintang kerdil, memiliki umur panjang. Biasanya banyak ditemukan di Galaksi Bima Sakti dan mewakili 25 hingga 50 persen obyek bintang di galaksi," ujar peneliti studi, Julien de Wit, yang merupakan lulusan postdoktoral dari Departemen Bumi, Atomosfer, dan Ilmu Planet di MIT.

Sebelumnya, bintang tersebut diabaikan, hingga seorang peneliti bernama Michaël Gillon dari University of Liège di Belgia memutuskan untuk mengambil risiko dan mempelajari ruang di sekitar benda katai itu.

Penelitian tersebut berlangsung selama 62 malam, sejak September hingga Desember 2015. Observasi itu menggunakan teleskop bernama TRAPPIST (transiting planets and planetesimals small telescope) untuk mengobservasi cahaya dan berubahnya kecerahan.

"Seperti berdiri di depan lampu dan melemparkan kutu di atasnya," ujar profesor Adam Burgasser di Center for Astrophysics and Space Science di University of California San Diego.

Planet yang belum diberi nama tersebut memiliki ukuran mirip bumi. Dua di antaranya memiliki kedekatan dengan bintang katai, di mana mereka menerima empat kali radiasi dari yang kita terima dari Matahari. Hal tersebut mendasari dugaan bahwa planet-planet tersebut berada di wilayah yang dapat dihuni makhluk hidup.

Perbandingan TRAPPIST 1 dengan Matahari (ESO)

Dikutip dari CNN, Selasa (3/5/2016), menurut Burgasser, wilayah itu menentukan seberapa dekat jarak sebuah planet ke bintang tempat ia mengorbit, sehingga dapat menentukan temperatur planet berdasarkan kedekatan tersebut.

Diduga planet tersebut memiliki air di permukaannya. Salah satu bahan inti penentu kehidupan tersebut juga menimbulkan hipotesa lain bahwa terdapat atmosfer dan wilayah yang dapat dihuni di planet itu.

Sementara itu satu planet lainnya, yang hanya menerima radiasi sebanyak dua kali dari apa yang bumi terima dari matahari, juga memiliki potensi untuk dihuni.

Tiga planet yang diduga dapat dihuni makhluk hidup (ESO/L. Calçada/M. Kornmesser)

Seperti bulan, para peneliti percaya bahwa dua planet yang terdekat dengan bintang TRAPPIST-1 memiliki pasang surut yang terkunci.

Hal tersebut berarti hanya satu sisi planet yang menghadap ke bintang, di mana satu sisi selalu mengalami malam, sedangkan lainnya terus-menerus siang.

Hasil itu hanya permulaan studi yang akan dilanjutkan untuk tahun-tahun berikutnya. Para peneliti saat ini sedang melakukan penelitian apakah planet tersebut memiliki kandungan air atau molekul metana.

Planet tersebut merupakan target sempurna untuk dipelajari. Namun bukan berarti kita akan pergi ke sana sesegera mungkin. Dengan teknologi saat ini, akan dibutuhkan berjuta-juta tahun untuk melakukan ekspedisi ke planet itu.

Teleskop TRAPPIST di Chili yang digunakan untuk menemukan bintang katai TRAPPIST 1 (ESO/A.Santerne)

Di balik segala keterbatasan, Burgasser sangat bersemangat tentang makna penemuan tersebut bagi masa depan. Ia mengantisipasi apa yang dapat ditopang oleh bintang-bintang kerdil itu.

"Kami telah menunjukkan bahwa bintang jenis tersebut merupakan jalan untuk menemukan planet yang mirip dengan Bumi," ujar Burgasser.

"Selama beberapa tahun ke depan, kita dapat menjelajahi ruang di sekitar bintang kerdil dan menyelidiki orbitnya dan melihat apakah ada planet lain dalam sistem tersebut," katanya.

Video Terkini