Sukses

Berkat Tulisan 'Help' dari Dahan Pohon, Ibu dan Anak Ini Selamat

Rachel terpeleset dan membentur kepalanya pada sebuah batu dan seiring dengan berjalannya waktu, kondisinya semakin parah.

Liputan6.com, Selandia Baru - Lima hari lamanya, Rachel Lloyd dan ibunya, Carolyn Lloyd, tersesat di hutan belantara taman Tararua di Selandia Baru.  

Kejadian itu berawal dari kegiatan petualangan yang diselenggarakan di trek Kapakapanui hutan Tararua, pada Selasa 25 April minggu lalu.

Dikutip dari CNN, Selasa 3 Mei 2016, Rachel dan ibunya yang tidak mempunyai banyak pengalaman hiking, merasakan trek yang memakan waktu 8 jam itu sangat berat.

Mulai merasa kelelahan dan bingung dengan jalur menjelajah mereka, alih-alih mengikuti tanda jejak berwarna jingga, ibu dan anak itu malah mengikuti tanda jejak biru yang merupakan tanda untuk melacak tupai.

"Saat melihat tanda biru itu kami berpikir mungkin ini jalan lain untuk menuruni gunung," kata Carolyn, ibu Rachel.

Hal yang terduga pun terjadi, Rachel terpeleset dan membentur kepalanya pada sebuah batu. Wanita 25 tahun itu tidak bisa berjalan dan kondisinya semakin parah hari ke hari.

Siang berganti malam, duo petualang itu sudah mulai kekurangan makanan. Temperatur udara yang sangat dingin membuat persediaan makanan mereka berkurang dengan cepat.

"Kami tidak bisa tidur, sangat dingin sekali" kata Carolyn.

Tanpa mereka ketahui, orang-orang telah mulai melakukan pencarian terkait lokasi mereka tersesat.

Pencarian dilakukan setelah petugas rental mobil yang mereka pinjam mengatakan ibu dan anak itu belum mengembalikan mobil sewaan mereka.

"Kami hanya bisa diam, berharap seseorang datang menyelamatkan kami," kata Carolyn

Alamagated Helicopters, sebuah perusahaan penyedia jasa helikopter, ikut membantu melakukan pencarian. Pada hari sabtu 30 April 2016, pilot melihat sebuah tanda yang dibuat dari dahan-dahan kayu.

'Help' merupakan tanda yang tidak perlu dijelaskan lagi. Carolyn membuat rangkaian tulisan dari ranting di tengah-tengah hutan terbuka. Ia berharap ada seseorang yang melihatnya.

Ternyata, usaha dan harapan kedua petualang AS itu tidak sia-sia. Rachel dan ibunya diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.

"Aku menderita hipotermia dan jika mereka terlambat menemukan kami beberapa jam saja, aku tidak terselamatkan," kata Rachel.Â