Liputan6.com, Aleppo - Pada Kamis 5 Mei 2016 siang, serangan udara menargetkan kamp pengungsi Suriah yang terletak 20 kilometer dari Reyhanli, pesisir Turki.
Belum jelas siapa pihak yang harus dimintai pertanggungjawaban atas serangan ke tenda-tenda yang mayoritas dihuni oleh perempuan dan anak-anak.
Namun, tudingan mengarah ke Pemerintah Presiden Bashar al-Assad.
Advertisement
Baca Juga
Menurut laporan yang dikutip dari media Inggris, Guardian, Jumat (6/5/2016), setidaknya 28 pengungsi dilaporkan tewas dan puluhan lainnya luka-luka.Â
Media setempat melaporkan, pengungsi yang berada di kamp tersebut merupakan warga sipil tidak bersenjata yang melarikan diri dari pertempuran yang terjadi tak jauh dari provinsi Aleppo, antara pemberontak dengan militan Suriah.
"Belum ada kepastian siapa yang menyerang, Suriah atau Rusia. Banyak bagian-bagian tubuh berserakan, pemandangan yang sangat mengerikan," kata saksi mata.
Badan hak asasi manusia Suriah atau yang dikenal dengan sebutan Siryah Observatory for Human Rights menyatakan, dari puluhan korban tewas dan luka-luka, 7 di antaranya adalah anak-anak.
Khawatir terhadap ancaman pemerintah Suriah akan menyebabkan bencana kemanusiaan, para pengungsi tersebut memutuskan untuk membuat perkemahan yang letaknya tak jauh dari Aleppo.
Perkemahan itu disebut al-Kammouneh, memiliki setidaknya 500 tenda yang masing-masing menampung satu keluarga beranggotakan rata-rata tujuh orang.
Gencatan senjata yang berhasil ditengahi oleh AS dan Rusia, memberikan ketenangan untuk warga Aleppo pada Kamis 5 Mei 2016.
Namun, pertempuran kembali terjadi dengan seruan Assad yang menginginkan kemenangan total atas pemberontak di Suriah.
Konflik yang tak kunjung usai di Suriah telah menewaskan lebih dari 270 ribu orang dan memaksa jutaan rakyat meninggalkan rumahnya.Â