Liputan6.com, Jakarta - Besok, 9 Mei 2016, akan terjadi fenomena alam langka, di mana Merkurius akan transit melewati Matahari selama tujuh jam.Â
Sebelumnya, transit Merkurius terjadi pada tanggal 8 November 2006 dan peristiwa berikutnya akan terjadi pada 11 November 2019.
Baca Juga
"Fenomena langka itu pernah terjadi pada 2006, butuh waktu sekitar 10 tahun untuk menyaksikan fenomena alam ini di mana Planet Merkurius memiliki periode orbit selama 88 hari, sehingga menjadi pengorbit tercepat di Tata Surya," ujar Kepala Stasiun Geofisika BMKG Kelas I Kupang, Hasanuddin, kepada Antara di Kupang.
Advertisement
Menurutnya, peristiwa tersebut akan sangat jelas dilihat di Amerika dan Eropa Barat, beberapa wilayah di Afrika, serta sebagian wilayah Asia. Sedangkan di Indonesia, masyarakat bisa melihat titik kecil berwarna hitam melewati matahari pada pukul 11.12 hingga 18.42 WIB.
Untuk melihat fenomena tersebut, kita dapat menggunakan filter yang sama seperti yang digunakan untuk menonton gerhana matahari total beberapa bulan lalu, demikian ujar Hasanudin.
Baca Juga
"Peristiwa ketika Merkurius melintasi piringan Matahari, mirip dengan peristiwa gerhana matahari yang tertutup oleh bulan sehingga sebagian atau seluruh cahaya Matahari jadi terhalang," katanya.
Dikutip dari Antara, Minggu (8/5/2016), fenomena serupa juga terjadi saat transit Merkurius, di mana Matahari, Merkurius dan Bumi berada dalam garis yang sejajar. Akibatnya sebagian cahaya Matahari terhalang untuk sampai di Bumi.
"Meskipun ukuran Merkurius sedikit lebih besar dari Bulan, namun jaraknya yang jauh dari Bumi menyebabkan penduduk Bumi hanya akan melihat Merkurius seperti noktah kecil yang melintasi matahari selama kurang lebih 7,5 jam," katanya.
Jika dibandingkan dengan transit Venus, planet Merkurius hanya akan tampak seperlima dari Venus saat melintas Matahari.
"Sama seperti transit Venus, transit Merkurius juga cukup langka. Dalam seratus tahun kita hanya bisa menikmati 13 kali transit. Masih lebih sering dibanding transit Venus yang hanya 2 kali dalam interval 8 tahun setiap 100 tahun," katanya.
Meskipun Merkurius mengorbit Matahari setiap 88 hari, tidak setiap saat kita bisa melihat transit Merkurius.
"Ada kalanya Merkurius berada di atas atau di bawah bidang orbit Bumi. Transit hanya terjadi saat Merkurius berada di titik simpul atau perpotongan antara orbit Bumi dan orbit Merkurius atau ketika Merkurius berada sejajar dengan Bumi dan Matahari," katanya.
Transit Merkurius pada umumnya terjadi pada kisaran tanggal 8 Mei dan 10 November saat planet tersebut melintasi titik simpul perpotongan bidang ekliptika dan orbitnya setiap tahun.
"Jika Merkurius berada pada titik simpul dan mengalami kesejajaran dengan bumi, maka terjadilah transit. Kita juga bisa memprediksi kapan transit Merkurius terjadi. Transit di bulan Mei hanya terjadi setiap 13 atau 33 tahun sekali. Sedangkan transit Merkurius di bulan November bisa terjadi setiap 7, 13 atau 33 tahun sekali," katanya.
Menurut Hasanudin, saat transit Merkurius terjadi di bulan Mei, planet tersebut berada di titik aphelion atau terjauh dari Matahari. Pada saat itu, piringan planet Merkurius akan memiliki diameter sudut 12 detik busur.
Sedangkan di bulan November, Merkurius sedang berada di perihelion, atau titik terdekat dengan Matahari. Pada saat tersebut, diameter sudut piringan Merkurius akan tampak sedikit lebih kecil dibanding transit bulan Mei yakni 10 detik busur.
Atas peristiwa tersebut, sebuah rumor mengenai prediksi datangnya hari kiamat beredar di internet. Kabar tersebut datang dari salah satu akun situs berbagi video, The Prophetico.
Pada tanggal 9 Mei 2016, Merkurius akan melintas di depan Matahari dan sejajar dengan Bumi. Fenomena alam tersebut hanya terjadi setiap 13 tahun sekali.
Dalam penjelasan yang terdapat di videonya, ia mengatakan bahwa sejajarnya planet-planet pada 9 Mei 2016 dan dihubungkan dengan rasi bintang, menandakan bahwa akhir kehidupan Bumi semakin dekat. Ia mengaitkan fenomena tersebut dengan salah satu kitab suci.