Sukses

ISIS: Kami yang Memberondong 8 Polisi Mesir Hingga Tewas

Seorang polisi berpangkat letnan, dan 7 opsir yang pangkatnya lebih rendah tewas di Distrik Helwan, Mesir. ISIS pelakunya.

Liputan6.com, Kairo - Kelompok teror ISIS mengeluarkan klaim mengejutkan pada Minggu 8 Mei 2016. Mereka mengaku bertanggung jawab atas insiden penembakan yang menewaskan 8 polisi di pinggiran Kota Kairo, Mesir, yang terjadi malam sebelumnya.

Pernyataan tersebut disampaikan kelompok ISIS cabang Mesir, yang beredar ke sejumlah media.

"'Sebuah pasukan tentara kekhalifahan menembaki van di Helwan, membunuh polisi dan kemudian lari dengan persenjataan mereka," demikian pernyataan ISIS.

Kelompok militan itu menambahkan, penembakan tersebut adalah pembalasan atas pemenjaraan sejumlah perempuan ISIS di penjara Mesir.


Seperti dikutip dari Straits Times, Minggu (8/5/2016), Kementerian Dalam Negeri Mesir mengatakan, seorang polisi berpangkat letnan, dan 7 opsir yang pangkatnya lebih rendah tewas di Distrik Helwan semalam, ketika 4 pembunuh memberondong mobil van yang mereka naiki dengan senapan otomatis.

Van yang berisi para polisi tersebut awalnya dihadang di tengah jalan, sebelum peluru dimuntahkan dari senapan otomatis.

Meski mengklaim sejumlah wilayah di Suriah dan Irak sebagai teritorialnya, ISIS juga mengacau di Mesir.

ISIS cabang Mesir menyulut pemberontakan di Semenanjung Sinai -- yang dekat dengan perbatasan Jalur Gaza dan Israel -- yang menewaskan ratusan tentara dan polisi.

Para militan beberapa kali mencoba masuk ibukota, namun sejauh ini polisi bisa mengadangnya. Serangan kali ini yang dekat dengan ibukota Mesir jarang terjadi sebelumnya.

Perdana Menteri Mesir Sherif Ismail (kanan) melihat kondisi pesawat yang sudah hancur di kota El Arish , Mesir utara,(31/10/2015). Pesawat  membawa 224 penumpang jatuh ke daerah pegunungan Sinai setelah kehilangan kontak radar.(REUTERS/Stringer)



Pada Oktober 2015, ISIS mengklaim bertanggung jawab atas pemboman pesawat sipil Rusia yang membawa wisatawan dari kota resort di Sinai, yang menewaskan 224 orang di dalam pesawat.

ISIS mengaku menyelundupkan bahan peledak di dalam kaleng soda di pesawat yang mengudara dari Sharm El-Sheikh, sebuah kawasan wisata populer di Laut Merah.

Serangan tersebut membuat Rusia menghentikan penerbangan ke Mesir -- yang membuat Negeri Piramida kehilangan pemasukan ratusan jutaan dolar dari sektor pariwisata.

Pengeboman tersebut berselang 2 bukan setelah kelompok teror ISIS menculik pekerja minyak Kriasia dekat Kairo dan mengeksekusi korban dengan sadis.