Liputan6.com, Tallahassee - Seorang pria asal Florida ditangkap Kamis 5 Mei 2016 malam, setelah menembak mati saudara kandungnya sendiri.
Menurut laporan polisi setempat, Benjamin A. Middendorf, 25 tahun, menembak saudara lelakinya menggunakan pistol 9 milimeter, saat sedang memperdebatkan siapa yang akan memakan cheeseburger atau burger keju yang tersisa.
Baca Juga
Baca Juga
Dikutip dari CNN, Senin (9/5/2016), perdebatan itu terjadi saat korban, Nicholas Middendorf, ibu mereka, dan seorang pria, kembali ke rumah setelah menghadiri festival Cinco de Mayo atau festival Hari Kemerdekaan Meksiko.
Advertisement
Perselisihan di antara dua saudara itu pun tak terhindari ketika Nicholas terus memaksa Benjamin untuk memakan burger keju itu.
Tidak terima pemaksaan oleh kakaknya, Benjamin yang sedang dipenuhi amarah itu lalu menembaki Nicholas tepat di dadanya.
Benjamin dengan tangan berlumuran darah, kemudian langsung menghubungi 911 untuk melaporkan perbuatannya.
"Aku tidak sengaja menembak kakakku!" teriak Benjamin saat menghubungi saluran operator polisi Florida, 911.
Petugas kepolisian setempat pun langsung menuju ke TKP setelah mendapatkan laporan dari pria 25 tahun itu. Saat dimintai keterangan oleh pihak berwajib, Benjamin mengaku tidak mabuk, hanya kesal karena kakaknya terus mengejek dan memaksanya.
"Kami bertengkar dan aku mengambil pistol dan menembaknya. Ya Tuhan! Aku menyesal," kata Benjamin berteriak.
Pria 25 tahun itu kemudian berkata dia tidak mengingat apa-apa lagi setelah berdebat hebat dengan kakaknya, apa yang menjadi perdebatan pun tidak jelas baginya.
Perbuatannya membuat keluarga murka. "Sebelum aku membunuhnya, aku harap dia dipenjarakan," kata ibu Benjamin dan Nicholas.
Nicholas Middendorf, 28 tahun, dinyatakan tewas di tempat pada malam itu.
Menurut laporan polisi setempat, Benjamin ditahan tanpa jaminan. Sidang pertamanya telah dilakukan pada Sabtu 7 Mei 2016.
"Hanya hal sepele, apakah dia mau burger keju atau tidak. Jika dia bisa menahan emosinya hal itu tidak akan terjadi," kata juru bicara kepolisian, Denise Roberts.