Liputan6.com, New York - Capres dari Partai Republik Donald Trump beberapa waktu lalu sempat melarang seluruh muslim -- tak terkecuali warga negara Amerika Serikat --Â masuk ke Negeri Paman Sam.
Namun, pada Senin 9 Mei 2016, ia mengatakan ada pengecualian terhadap seorang muslim, yaitu wali kota London yang baru saja terpilih.
"Selalu ada pengecualian," kata Trump kepada New York Times.
Advertisement
Kalimat itu diungkapkan Trump saat ditanya bagaimana menerapkan aturan kontroversialnya kepada Sadiq Khan, keturunan imigran Pakistan muslim yang baru saja terpilih jadi Wali Kota London pada Sabtu lalu.
Â
Baca Juga
Trump mengatakan kepada Times, ia senang Khan terpilih jadi Wali kota London.
"Memimpin itu pakai contoh... Khan melakukan itu, dan kalau ia melakukan pekerjaannya dengan baik tentu itu sangat luar biasa," Trump menambahkan.
Namun, manajer kampanye Trump, Corey Lewandowki kepada ABC News mengatakan hal sebaliknya. "Proposal Trump berlaku bagi seluruh muslim, tak ada pengecualian."
Sementara itu, pada waktu yang sama, Sadiq Khan mengungkapkan kekhawatirannya jika Trump menjadi penguasa Gedung Putih. Jangan-jangan, kata putra sopir bus itu, ia tak boleh masuk ke AS.
Khan berencana akan ke Negeri Paman Sam untuk bertemu dengan Wali Kota New York dan Chicago untuk melihat program mereka.
"Kalau Donald Trump jadi presiden, saya tidak bisa masuk AS karena keyakinan saya. Dengan begitu saya tidak bisa bertemu Wali Kota New York atau Chicago atau lainnya dan bertukar ide," kata Khan kepada Majalah TIME.
Oleh sebab itu, walikota berusia 45 tahun tersebut bakal buru-buru ke ASÂ sebelum Januari tahun depan.
"Saya harus berangkat ke AS sebelum Januari 2017, sebelum Trump jadi presiden."
Tahun lalu, setelah penembakan massal California dan teror Paris, Trump melontarkan ide kontroversial melarang muslim masuk AS. Seluruh elemen di Amerika Serikat, termasuk Gedung Putih, mengecam pernyataannya itu.