Sukses

Komandan Tertinggi Tewas, Hizbullah Krisis Pemimpin

Mustafa Badreddine dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel di Suriah.

Liputan6.com, Beirut - Komandan kelompok milisi Lebanon, Mustafa Badreddine dilaporkan tewas pada Jumat (13/5/2016). Tewasnya Badreddine menjadi pukulan terbesar bagi kelompok yang didukung Iran, sejak kehilangan pemimpin militer Hizbullah pada tahun 2008.

Badreddine, 55 tahun, dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab atas operasi militer Hizbullah di Suriah, oleh pemerintah AS, di mana ia bersekongkol dengan pasukan Presiden kontroversial Suriah, Bashar al-Assad.

Menurul laporan yang dikutip dari Alarabiya.net, Jumat (13/5/2016), Hizbullah tidak menyebutkan kapan, di mana, dan bagaimana salah satu komandan tertinggi tersebut tewas.

"Aku akan kembali dari Suriah dalam keadaan menang atau sebagai 'syahid'," kata Badreddine pada kelompok Hizbullah.

Namun, menurut laporan dari media setempat, pria 55 tahun itu dinyatakan tewas dalam serang udara Israel di Suriah. Belum ada konfirmasi yang pasti dari Israel berkaitan dengan penyerangan Hizbullah di dalam wilayah Suriah.

Pada tahun 2015, Departemen Keuangan AS mengeluarkan pernyataan perincian sanksi yang diberikan kepada Badreddine, yang dianggap bertanggung jawab atas operasi militer kelompok radikal di Suriah sejak tahun 2011.

Badreddine yang merupakan saudara ipar dari mantan komandan Hizbullah, Imad Moughniyah, didakwa oleh pengadilan khusus PBB untuk Lebanon, pada tahun 2005 atas pembunuhan negarawan Rafik al-Hariri.

Pada tahun 1983, komandan itu dijatuhi hukuman mati di Kuwait, karena serangan bom yang dipimpinnya pada saat itu.

Dia kemudian kabur dari penjara Kuwait setelah Irak, yang dipimpin Saddam Hussein, menginvasi negara tersebut pada tahun 1990.

Badreddine dicatat telah mendalangi operasi militer melawan Israel dari Lebanon dan luar negeri selama bertahun-tahun.

Dia juga berhasil lolos dari pengawasan pemerintah Arab dan Barat, dengan mengoperasikan kelompoknya secara sembunyi-sembunyi.