Liputan6.com, Houston - Banyak orang rela mendaki gunung berjam-jam bahkan berhari-hari untuk melihat keindahan Matahari terbit. Beberapa tempat populer di Indonesia untuk menyaksikan fenomena tersebut adalah Gunung Bromo, Semeru, dan dataran tinggi Dieng.
Walaupun mayoritas orang melihat Matahari terbit dari tempat tersebut tak lebih dari 2 kali seumur hidupnya, namun banyak yang mengatakan bahwa pengalaman itu menjadi salah satu hal yang paling berkesan selama hidupnya.
Baca Juga
Baca Juga
Lalu, apa jadinya jika dalam sehari kita bisa melihat 16 kali Matahari terbit?
Advertisement
Seorang astronot, Jeff Williams, merupakan salah satu orang yang beruntung karena setiap harinya dapat menyaksikan 16 kali Matahari terbit dari Stasiun Angkasa Luar Internasional (ISS).
Karena tak ingin menikmati keindahannya sendiri, astronot berusia 58 tahun tersebut membagikan rekaman Matahari terbit dari angkasa luar lewat Twitter miliknya.
"Selamat pagi! Matahari terbit diikuti oleh kilauan lautan yang indah. Kami menyaksikan ini 16 kali sehari!," tulis Williams dalam keterangan videonya.
Menurut salah seorang astronot NASA, Greg Chamitof, peristiwa itu dapat disaksikan 16 kali sehari karena ISS mengorbit dengan kecepatan 28.163 kilometer per jam.
Dengan kecepatan tersebut, ISS melengkapi sekali orbit setiap 90 menit. Hal itu berarti para astronot di Stasiun Angkasa Luar Internasional dapat melihat Matahari terbit dan terbenam setiap 90 menit dan menyaksikannya masing-masing sebanyak 16 kali sehari.
Dikutip dari Daily Mail, Senin (16/5/2016), Williams merupakan seorang pensiunan perwira Angkatan Darat dan telah berada di ISS sejak Maret 2016. Ia bekerja sebagai teknisi penerbangan.
Sejak kedatangannya di angkasa luar, ia secara rutin mem-posting foto udara Bumi di akun Twitter-nya.
Berikut ini rekaman keindahan sunrise atau matahari terbit nan cantik dari angkasa luar.