Liputan6.com, Washington, DC - Doug Laux pernah memiliki dua kehidupan.
Tak ada yang tahu siapa sesungguhnya jati dirinya, tak terkecuali teman-teman, pacar-pacarnya bahkan ibundanya sendiri.
Baca Juga
Laux menerima berbagai pesan rahasia yang sehabis dibaca harus ia hapus segera. Dan ia memiliki berbagai rencana serta arsip dokumen, yang kapanpun ia bisa gunakan jika terpaksa harus mengubah rencana awal saat beroperasi.
Advertisement
Baca Juga
Itu adalah rahasia dunia mata-mata AS, CIA. Dan akhirnya, Laux mengungkap kebenaran bagaimana rasanya memiliki kehidupan ganda.
Rahasia itu ia tulis dalam buku berjudul Left of Boom, mengisahkan bagaimana ia bertugas di Afghanistan untuk menghancurkan organisasi paling mengerikan di seluruh dunia. Termasuk mengumpulkan banyak orang serta sumber untuk memata-matai Al Qaeda dan Taliban.
Laux memiliki masa kanak-kanak yang biasa saja. Ayahnya adalah tentara veteran Vietnam yang pendiam. Mereka tinggal di kota kecil di timur Indiana.
"Menurut sensus 2014, 98,1 persen populasi di kota aku tinggal adalah kulit putih dan hanya 9.5 persen penduduk berusia lebih dari 25 tahun lulus SMA," demikian Laux tulis dalam bukunya seperti dilansir dari News.com.au, Senin (16/05/2016).
"Jadi, aneh bagi bocah di kota tempat aku tinggal menjadi anggota CIA dan bertugas di luar negeri. Sama anehnya dengan klub lokal di Chicago menang pertandingan dunia," lanjutnya lagi.
Laux baru saja lulus dari kuliah dengan mimpi untuk jadi dokter ketika tragedi 11 September 2001 mengguncang AS. Serangan itu merupakan serangan paling bersejarah di Amerika Serikat.
9/11 adalah titik balik bagi kehidupan Laux, dan semuanya berubah ketika ia memutuskan mencari tahu apa itu CIA.
"Yang aku tahu tentang CIA adalah dari film-film Jason Bourne," kata Laux dalam bukunya.
Ia pun nekat mengirim lamarannya secara online dan mendapatkan pesan misterius dari seorang perempuan bernama Marry.
Mary sangat misterius. Awalnya Laux berpikir perempuan itu salah sambung, namun ia segera sadar ia ditawari pekerjaan oleh CIA di Washington DC.
Sulitnya Kehidupan Ganda
Laux mengatakan paling sulit menyembunyikan kehidupan ganda dari para pacarnya. Mereka curigaan dan menuduh kalau ia berselingkuh. Bahkan ada seorang wanita yang bilang Laux mafia atau terlibat transaksi obat bius.
"Tapi aku harus telan itu semua, dan menjalani hidup ini," lanjutnya.
Samarannya nyaris terkuak tatkala salah seorang pacarnya menemukan lencana di lemari kaus kakinya. Untung saja ia berhasil mengelabuinya.
"Satu-satunya orang yang tahu tentang jati diriku selama 10 tahun adalah saudara laki-lakiku," tulis Laux.
Laux mengatakan kepada orangtuanya kalau ia bekerja sebagai sales. Dan saat ia bertugas di Afghanistan, ia berbohong mengaku pindah ke Hawaii.
"Mereka tinggal di midwest --di tengah AS-- dan aku tahu, Hawaii adalah negara bagian AS terjauh yang mereka ketahui dan kemungkinan mereka mengunjungiku adalah nol," tulis Laux lagi.
"Tapi, tak disangka mereka mau datang dan ingin berkunjung. Aku harus berbohong dan selalu bilang tak bisa tiap kali mereka mengajukan tanggal kunjungan," ujar Laux.
Orangtua Laux tidak mengetahui kehidupan ganda anak laki-lakinya, sampai ia merilis bukunya beberapa minggu lalu.
"Mereka cukup kaget," kata Laux. "Tapi mereka baik-baik saja, sekarang."
"Rasanya beban 10 kg terangkat dari dadaku selama 10 tahun ini," lanjutnya.
Laux mengatakan ia mencintai tiap menit pekerjaannya, namun kerap membuatnya stres.
"Tiap bertemu orang baru, berati ada rahasia lagi dan harus berbohong lagi," kata Laux.
Terlibat dalam Operasi Mencari Osama
Laux berada di Afghanistan pada tahun 2010, dan berada di Kandahar saat Operation Neptun Spear. Operasi itu berhasil menangkap dan menewaskan Osama bin Laden di Abbottabad, Pakistan.
Laux tidak bisa menjelaskan secara detail tentang operasinya di CIA, namun ia berhasil masuk ke jaringan Al Qaeda dan Taliban untuk menghimpun rahasia.
Kepiawaiannya berbahasa Arab dan Urdu berhasil membuatnya masuk ke Taliban untuk memata-matai kelompok itu. Bahkan koleganya mengakui, Laux beberapa kali menyelamatkan nyawa warga AS.
Ketika di Afghanistan, Laux membiarkan jenggotnya tumbuh sehingga ia mudah membaur dengan kerumunan orang lokal. Bahkan, bisa datang ke pertemuan kepala suku. Namun, ia tetap memakai rompi anti peluru di balik bajunya.
Selama bekerja dengan CIA, ia tak pernah sedikitpun melepas jam tangannya. Secara konstan, ia mengecek diam-diam.
"Aku berada di tengah zona perang jadi, bisa Anda bayangkan betapa bahayanya kalau sampai jadi korban di zona itu," katanya.
"Ditambah, aku adalah CIA, target empuk bagi para musuh."
Menjadi CIA membawa perubahan besar bagi dirinya. Ia mengalami depresi, tergantung pada obat-obatan dan alkohol untuk mengobati stresnya ketika berada di zona perang selama 2010 hingga 2012.
Kini ia tak bekerja untuk siapapun dan tak memiliki rencana karier ke depannya.
"Tak ada tempat bagi orang 'menyerah' macam aku," terang Laux.
"Aku berharap ada, tapi ternyata tidak ada. Aku sendirian. Tapi tahu tidak, itu justru banyak menginspirasiku dan akan jadi tantangan berikutnya..."
Good luck, Laux.
Advertisement