Liputan6.com, Roma - Komedian yang kemudian beralih profesi sebagai politisi di Italia, Beppe Grillo dikritik habis-habisan setelah membuat guyon teroris tentang wali kota London Sadiq Khan.
Pemimpin partai kedua terbesar di Italia itu mengeluarkan lawakannya saat tengah tampil di Padua, pada akhir pekan kemarin. Konyolnya, lawakannya diawali dengan pujian atas kemenangan wali kota keturunan Pakistan itu.
Baca Juga
Baca Juga
Komedian itu mencontohkan kemenangan wali kota beragama Islam itu adalah contoh betapa hidup penuh kejutan dan bukti seseorang agar tidak pernah berhenti mimpi.
Advertisement
Sayangnya, diikuti dengan candaan kurang peka dengan mengatakan, "Nah, sekarang saya ingin melihat kapan ia meledakkan diri di Westminster." Menyamakan sosok Sadiq Khan dengan bomber bunuh diri.Â
Sontak membuat kalangan yang mendengar leluconnya kaget.
Namun, Grillo enggan mengoreksi bahan bercandanya itu. Sehingga, popularitasnya pun menurun.
Padahal selama ini Grillo mencitrakan dirinya sebagai sosok serius anggota partai tradisional Italia, terutama Partai Demokratik (PD) yang dipimpin oleh Perdana Menteri Matteo Renzi.
Salah satu anggota PD, Ettore Rosato mengkritik Grillo.
"Rasisme dan generalisasi oleh Beppe Grillo sama sekali tidak lucu dan menghina orang lain serta pemilihnya," kata Rosato dalam Twitternya seperti dilansir dari The Telegraph, Selasa (17/5/2016)
Komentar rasis adalah hal lazim di ranah politik Italia. Contohnya pada tahun 2014, Gianluca Buonanno, anggota parlemen dari Liga Utara sesumbar di parlemen dengan mengatakan seharusnya kulit putih Italia mendapat keuntungan yang sama.
Tahun lalu, seorang pengacara yang juga bergabung dengan Liga Utara mengatakan, perdana menteri pertama berkulit hitam negeri itu seharusnya diperkosa. Hal itu ia lontarkan setelah membaca artikel tentang perompak Somalia yang memerkosa dua perempuan asal Roma.