Liputan6.com, Ahmedabad - Shivani (15 bulan) terlihat tengah asyik bermain di pekarangan sebuah gedung di India barat, tak jauh dari tempat ayah dan ibunya bekerja. Kondisi bocah itu cukup memilukan -- kakinya diikat dengan tali plastik pada sebuah batu.
Dengan tubuh berdebu dan tanpa mengenakan alas kaki, bocah perempuan itu menghabiskan sembilan jam setiap harinya, bermain di bawah terik matahari dalam kondisi terikat.Â
Dikutip dari Haffingtonpost.in, Kamis (19/5/2016), Sarta Kalara (23), mengaku terpaksa mengikat buah hatinya karena tak tega Shivani terus menangis, sementara dia dan suaminya bekerja menggali lubang listrik di Kota Ahmedabad.
Advertisement
Baca Juga
"Aku mengikatnya agar dia tidak main di jalan raya. Kakaknya masih tiga tahun, belum bisa menjaganya," kata ibu Shiva.
Sambil menutupi wajahnya dengan kain sari yang digunakan, Kalara mengatakan dia tidak punya pilihan lain. Hal tersebut dilakukan wanita 23 tahun itu demi menjaga keselamatan anaknya.
Setidaknya terdapat sekitar 40 juta pekerja konstruksi di India, dan satu di antara lima wanita di negara tersebut harus berpindah dari satu tempat konstruksi ke tempat lainnya, untuk mencari nafkah.
Bukanlah menjadi suatu hal yang aneh di negara tersebut, jika Anda menemukan anak-anak bermain di jalanan, sedangkan orangtua mereka sibuk bekerja membuat galian listrik untuk bangunan atau rumah mewah baru.
Banyak keluarga yang hidup di dalam tenda-tenda, atau hidup di lapangan terbuka seperti Shivani dan keluarganya.
Prabhat Jha, kepala perlindungan anak di Save the Children India, mengatakan hal tersebut diduga terjadi akibat sedikitnya fasilitas penitipan anak, dan jika pun ada biaya penitipan mahal.
"Harus ada fasilitas penitipan anak, baik dari pemerintahan atau perusahaan konstruksi. Terlalu berisiko meninggalkan anak-anak di jalanan," kata Jha.
Tingkat keselamatan pekerja konstruksi di India memang relatif rendah. Pekerja biasanya hanya dibekali dengan peralatan keselamatan seadanya.
Para pekerja tersebut dibayar murah oleh agen yang mempekerjakan mereka, untuk menggali, mengangkat, atau memaku bangunan.
"Penanggung jawab lapangan sudah tidak peduli lagi akan penderitaan kami. Mereka hanya peduli dengan bangunan mereka," kata Kalara sambil menyuapi Shivani.