Liputan6.com, Washington, DC - Pemimpin Taliban, Mullah Akhtar Mansour diduga tewas dalam serangan udara yang dilakukan Amerika Serikat (AS) di sebuah wilayah terpencil di perbatasan Afghanistan - Pakistan -- barat daya Kota Ahmad Wal. Salah seorang pejabat AS mengatakan, serangan udara itu terjadi pada Sabtu pukul 06.00 pagi waktu setempat.
"Mansour menjadi target serangan dan seorang anggota Taliban lainnya di dalam mobil bersama dia juga tewas. Saat ini kami masih mengevaluasi hasil serangan itu," ujar salah seorang pejabat AS seperti dikutip CNN, Minggu (22/5/2016).
Baca Juga
Namun pihak AS masih membutuhkan waktu untuk mengonfirmasi kembali kematian Mansour mengingat serangan itu terjadi di wilayah yang cukup jauh. Serangan udara dengan menggunakan pesawat tanpa awak itu telah mendapat persetujuan Presiden Barack Obama.
Advertisement
Pihak Pentangon sendiri telah menegaskan kebenaran terkait serangan tersebut, namun dalam pernyataannya kematian Mullah Akhtar Mansour belum dipastikan.
"Mansour telah menjadi pemimpin Taliban dan secara aktif terlibat dalam perencanaan serangan terhadap berbagai fasilitas di Kabul dan seluruh Afghanistan, ia menghadirkan ancaman bagi warga sipil Afghanistan, pasukan keamanan, personil AS dan mitra koalisi," ujar Sekretaris Pers Gedung Putih, Peter Cook dalam pernyataannya.
Lebih lanjut Cook menyampaikan, pemimpin Taliban itu telah menjadi hambatan bagi perdamaian dan rekonsiliasi antara Pemerintah Afghanistan dan Taliban -- ia termasuk kelompok yang melarang Taliban terlibat pembicaraan damai dengan Pemerintah Afghanistan.
Â
Baca Juga
Senator South Carolina asal Partai Republik Lindsey Graham mengatakan menyambut kabar baik atas tewasnya Mansour. Ia juga mendesak Pemerintahan Obama untuk tidak menarik pasukan dari Afghanistan sampai kondisi yang disebutnya 'memungkinkan untuk menarik mereka'.
"Saya senang mendengar kabar tentang Mullah Akhtar Mansour, untuk keadilan. Mansour telah meneror rakyat Afghanistan juga pasukan koalisi. Saya mengapresiasi Presiden Obama karena menyetujui serangan. Dan misi diselesaikan dengan baik oleh pasukan militer dan intelijen kita," kata dia.
Menurut data Dewan Keamanan PBB, Mansour tercatat pernah menjabat sebagai menteri penerbangan sipil dan transportasi Taliban. Ia dianggap adalah sosok penting dalam jajaran petinggi Taliban.
"Ia dipulangkan ke Afghanistan pada September 2006 setelah sempat ditahan di Pakistan. Mansour terlibat dalam perdagangan narkoba dan aktif di Provinsi Khost, Paktia dan Paktika di Afghanistan pada Mei 2007. Pada Mei 2007 ia menjabat sebagai gubernur Taliban di Kandahar," demikian disebutkan dalam data PBB.
Dalam dokumennya, PBB juga menuliskan, Mansour merupakan seorang perekrut aktif di Taliban.
Â
Â