Liputan6.com, Baghdad - Setelah mengumumkan akan merebut kembali Kota Falluja dari ISIS pada Minggu 22 Mei lalu, pasukan militer Irak dilaporkan telah memulai pergerakannya untuk mewujudkan pembebasan Kota Falluja.
Seperti dilansir News.com.au, Selasa (24/5/2016), pasukan militer Irak memerangi ISIS di lokasi dekat Falluja, membombardir distrik di pusat serangan untuk merebut benteng pertahanan kelompok teroris itu di barat ibukota Baghdad.
Baca Juga
Baca Juga
"Beberapa serangan langsung terjadi di daerah al-Hayakil di pinggiran selatan Falluja pada hari Senin," kata seorang warga sipil.
Advertisement
Pasukan Irak juga dilaporkan mendekati pinggiran utara Garma, untuk menyapu bersih militan ISISÂ sebelum beralih ke pusat kota.
Pada Senin malam, serangan udara dan mortir diluncurkan ke pusat kota yang diduga menjadi markas teroris. Tujuh warga sipil dan dua militan tewas dalam serangan itu, sementara 21 warga dan dua militan lainnya terluka.
"Para pasukan harus berhati-hati dan percaya pada para penjinak bom, kami harus membongkar bom yang ditanam oleh teroris," kata Brigadir Jendral Yahya Rasoul.
Falluja, terletak di Provinsi Al Anbar yang terletak sekitar 69 km di sebelah barat Baghdad, di tepi Sungai Eufrat -- kota pertama yang dikuasai oleh ISIS setelah perang besar pada Januari 2014.
Enam bulan kemudian kelompok teroris tersebut mengumumkan kekalifahan yang mencakup sebagian besar Irak dan Suriah.
Pasukan Irak telah mencoba mengepung Falluja sejak tahun lalu, tapi fokus operasi tempur di lakukan di wilayah barat dan utara.
Menurut laporan media setempat, pemerintah juga berjanji akan merebut kembali Mosul, kota terbesar di bagian utara, mengikuti rencana yang sudah dirundingkan bersama pemerintah AS untuk menggulingkan ISIS dari Irak dan Suriah.
Data pemerintah AS menunjukkan, terdapat sekitar 500 hingga 700 militan ISIS yang berada di Falluja -- dengan lebih kurang 100 ribu warga sipil masih terperangkap di lokasi tersebut.
Badan pengungsi PBBÂ UNHCR mengatakan, hanya 80 keluarga yang berhasil melarikan diri dalam beberapa hari terakhir, melalui jalan aman yang telah disediakan.
Setidaknya tiga orang tewas dalam usaha pelarian diri tersebut, sementara 10 ribu warga lainnya terkepung dalam situasi genting dan berbahaya.
Warga yang tinggal di Kota Falluja, berpindah pada saat fajar menjelang, karena relatif lebih aman. Namun, sejak patroli ISIS semakin ketat, gerakan warga mulai dibatasi.
"Mereka (ISIS) bahkan menggunakan pengeras suara masjid untuk mendesak kami menyumbangkan darah," kata seorang warga.