Liputan6.com, Hanoi - Kunjungan Barack Obama ke Vietnam tak hanya mengejutkan dunia dengan keputusan Presiden Amerika Serikat itu untuk mengakhiri larangan penjualan perlengkapan militer kepada pihak Hanoi.
Di sela-sela kegiatannya, Obama juga menyempatkan diri, meluangkan waktu bersama Anthony Bourdain -- pembawa acara Parts Unknown di CNN -- untuk jajan pho, bakmi khas Vietnam, di sebuah warung sederhana.
Baca Juga
Baca Juga
Dikutip dari Vox pada Selasa (24/5/2016), jajanan itu cukup murah meriah. Meski dalam gambar Twitter unggahan @Bourdain terlihat hidangan yang cukup lengkap, termasuk bir setempat, biaya yang dikeluarkan hanya sekitar US$ 6 atau Rp 82 ribu untuk dua orang.
Advertisement
Kali itu, Bourdain yang mentraktir Sang Presiden. "Biaya total untuk makan malam Bun Cha dengan Presiden US$ 6. Aku yang membayar," kata Anthony Bourdain dalam Twitternya.
Episode makan malam ini rencananya akan tayang pada September nanti, demikian menurut CNN.
Obama memang kerap tayang secara tidak biasa di sejumlah media. Ia telah beberapa kali menjadi tamu dalam beberapa siaran podcast, lalu wawancara melalui YouTube dan tampil bersama komedian Jerry Seinfeld untuk program Comedians in Cars Getting Coffee.
Melalui makan malam bersama Bourdain di Hanoi diduga dapat membuat Obama leluasa menceritakan beberapa hal tentang titik balik bersejarah di Asia yang dilakukan pemerintahannya.
Selain itu, duduk bersantap di warung bakmi juga mempertegas citranya sebagai seorang presiden gaul sekaligus kosmopolitan, tapi juga merakyat.
Sementara itu, laporan CNN menyebutkan bahwa pengumuman pencabutan larangan penjualan perlengkapan militer dilakukan pada Senin lalu.
Dalam jumpa pers di Hanoi bersama dengan Presiden Tran Dai Quang, Obama mengatakan bahwa pencabutan larangan senjata mematikan merupakan bagian dari kerjasama pertahanan yang lebih mendalam.
Ia juga menepis anggapan bahwa langkah itu dimaksudkan untuk menanggapi kebangkitan kekuatan Tiongkok di kawasan.
Menurutnya, pencabutan larangan itu merupakan keinginan untuk meneruskan normalisasi hubungan antara AS dan Vietnam, serta meninggalkan larangan “berdasarkan perbedaan ideologis dua negara”, kata dia.
Perang Vietnam berakhir pada April 1975 dengan jatuhnya kota Saigon, yang sekarang dinamai Ho Chi Minh.
Pihak AS menarik mundur pasukan tempurnya dan pasukan Vietnam Utara kemudian melancarakan serangan besar-besaran untuk menyatukan negerinya di bawah ideologi komunisme.