Liputan6.com, Vatikan- Paus Fransiskus bertemu dengan Imam Besar Al-Azhar Kairo Sheikh Ahmed Mohamed el-Tayeb di Vatikan, pada Senin 23 Mei 2016.
Pertemuan yang diawali dengan pelukan simbolis antara keduanya itu mengisyaratkan adanya upaya untuk memperbaiki hubungan yang sejak 2013 lalu diwarnai ketegangan.
Baca Juga
“Pertemuan kami merupakan sebuah pesan,” kata Paus Fransiskus melalui Divisi Humas Vatikan, seperti dilansir dari Al Jazeera, Selasa (24/5/2016).
Advertisement
Baca Juga
Imam Al-Azhar, sosok yang mengepalai institusi pendidikan agama Islam terkemuka di wilayah Timur Tengah ini dikabarkan telah menerima undangan Paus Fransiskus untuk bertemu dan mendiskusikan langkah yang harus diambil kedua belah pihak agar perdamaian tercipta.
Juga agar setiap individu dengan kepercayaan masing-masing dapat hidup berdampingan antara satu sama lain tanpa ada rasa takut.
Pertemuan yang dilandasi keinginan untuk mencapai perdamaian dan persatuan itu berlangsung selama kurang lebih 30 menit. Kedua belah pihak telah membuktikan dukungan untuk satu sama lain.
“Perbincangan antara kedua petinggi umat beragama itu terpusat pada isu-isu yang hingga sekarang masih dihadapi otoritas dan petinggi agama lainnya di seluruh dunia dan terus menjadi hambatan yang menyulitkan proses penerapan sistem perdamaian,” Juru bicara Vatikan, Federico Lombardi menambahkan, seperti dikutip dari Reuters.
Sebelumnya, pihak Al- Azhar memutuskan hubungannya dengan Vatikan pada 2011 menyusul komentar Paus Benediktus.
Sebaliknya, serangan bom di luar gereja Kota Alexandria, Mesir, yang menewaskan 23 orang juga menimbulkan kekecewaan di kalangan umat Katolik. Kesalahpahaman yang kian meningkat di antara kedua pihak menghambat segala upaya perdamaian yang ingin digagas.
Namun, dengan pertemuan dan komunikasi kedua pemimpin umat, perdamaian dan kesatuan diharapkan dapat merekatkan kembali hubungan antar pemeluk agama.