Sukses

8 Simbol Cinta dan Situs Dunia yang Terancam Musnah

Beberapa tempat dalam daftar ini terancam ditutup, karena ulah tangan pengunjung yang membuat lokasi wisata rusak parah.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak tempat di dunia ini menjadi pusat perhatian dan menarik untuk dikunjungi oleh para pelancong manca negara. Saking indahnya, lokasi-lokasi tersebut dijuluki 'sepotong surga yang jatuh ke Bumi'.

Baik itu karena tempatnya yang indah, unik, ataupun bersejarah. Beberapa tempat di dunia bahkan meraih gelar sebagai lokasi wisata yang paling diincar atau lebih akrab disebut travel bucket-list.

Namun beberapa tempat dalam bucket-list tersebut harus terancam ditutup, karena ulah tangan pengunjung yang membuat lokasi wisata tersebut menjadi rusak dan harus diperbaiki -- beberapa bahkan tidak dibuka lagi untuk umum.

Berikut ini daftar beberapa lokasi wisata dari berbagai belahan dunia yang 'terancam punah', seperti dilansir dari News.com.au, Selasa (24/5/2016):

2 dari 3 halaman

Batu Kue Tar yang Nyaris Hancur

1. Koh Tachai, Thailand

Pulau indah ini ditutup untuk umum oleh pemerintah Thailand (Wikipedia)

Pihak berwenang Thailand telah mengumumkan, Koh Tachai -- pulau yang terletak di pantai selatan Bangkok -- akan ditutup selamanya.

Keputusan tersebut diambil oleh pemerintah akibat adanya tangan jahil yang membuat pantai indah itu, berubah menjadi tempat pembuangan sampah dan berada di puncak kerusakan.

Sebelumnya, pulau itu disebut-sebut sebagai tempat terindah di Thailand. Sayangnya popularitas itu malah membawa pulau itu ke ambang kehancurannya, dan akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk regenerasi.

2. Wedding Cake Rock, Sydney

Wedding cake rock, Sydney (Wikipedia)

Batu berbentuk kue pernikahan yang lebih dikenal dengan sebutan Wedding Cake Rock di Sydney, harus ditutup untuk umum dari tahun 2015.

Sebab, batu besar berwarna putih itu dilaporkan hampir runtuh, oleh badan geoteknikal, dalam kurun waktu 10 tahun mendatang.

Hal itu disebabkan oleh banyaknya pengunjung yang ingin berfoto di atas batu unik tersebut, sehingga mengakibatkan kekuatan tahan situs itu berkurang dan bisa menimbulkan bahaya.

Pada tahun 2014, seorang pria asal Prancis tewas, terjatuh dari ketinggian 40 meter, setelah batu pasir di dekatnya hancur.

Kini tempat wisata itu dipasangi pagar, untuk membatasi pengunjung mendekat.

3. Jembatan Pont des Arts, Paris

Gembok Cinta di Jembatan Pont des Arts | via: Reuters

Selama beberapa dekade, banyak pasangan kekasih yang mendatangi jembatan yang terbentang di atas Sungai Seine, Paris, untuk 'mengunci' cinta mereka.

Jembatan tersebut memang terkenal dengan tradisi pengaitan gembok pada pagar jembatan, lalu melemparkan kunci ke dalam sungai -- sebagai tanda cinta abadi.

Namun, pada tahun 2015, kerusakan di jembatan semakin bertambah seiring dengan makin banyaknya pasangan yang mengaitkan gembok mereka.

Pihak berwenang kemudian memutuskan untuk memotong semua gembok yang tergantung di pagar -- jutaan gembok dengan berat mencapai 41 ton dibuang.

4. Gum Wall, Seattle

Petugas kebersihan kota kan segera membersihkan bekas permen karet di dinding (abc13.com)

Pada tahun 1990-an, untuk alasan yang tidak diketahui, orang-orang mulai menempelkan bekas permen karet mereka di dinding di sebuah gang, di daerah Market Theater, Seattle.

Lama-kelamaan, para pejalan kaki yang melewati tempat tersebut, mengikuti jejak pendahulu mereka dan mulai menempelkan bekas permen karet mereka di dinding tersebut.

Akhirnya, tempat tersebut resmi menjadi atraksi wisata Seattle, bersama dengan beberapa tempat lain yang juga berada di daerah tersebut.

Namun, pada tahun 2015, pihak berwenang Seattle memutuskan untuk menyingkirkan semua permen karet itu, karena gula yang terkandung di dalamnya membuat rusak unsur batu di dinding bersejarah itu.

3 dari 3 halaman

Simbol Cinta yang Kian Rusak

5. Cinque Terre, Italia

Pihak berwenang memutuskanuntuk memasang tarif tiket masuk ke desa warna-wanri ini (Wikipedia)

Lima desa indah yang berada di atas mulut pantai di Riveria Italia, merupakan salah satu tempat wisata populer di Negeri Piza itu.

Sekitar 2,5 juta wisatawan berbondong-bondong mengunjungi Cinque Terre, untuk melihat deretan pedesaan warna-warni di sekeliling bibir pantai -- jumlah itu terhitung hanya selama tahun 2015.

Tahun ini, pihak berwenang Italia mengatakan akan membuat batasan pengunjung, untuk mencegah adanya kerusakan pada tempat itu.

Para turis harus membeli tiket terlebih dahulu, sebelum bisa menikmati keindahan desa tersebut.

6. Barcelona, Spanyol

Walikota Barcelona memutuskan untuk mengurangi jumlah pengunjung ke kotanya (www.mcgill.ca/News.co.au)

Menyandang gelar peringkat ketiga sebagai tempat wisata yang paling sering dikunjungi, tampaknya tidak membuat walikota baru Barcelona, Ada Colau, bangga.

Walikota itu dilaporkan akan membatasi jumlah pengunjung yang bisa menikmati kotanya. Hal tersebut dilakukan oleh Ada, guna mempertahankan keseimbangan antara penduduk lokal dan wisatawan.

7. Machu Picchu, Peru

Machu Picchu, Peru. | via: radioamistad.com.pe

Benteng bertengger Suku Inka ini sudah menjadi situs wisata, sejak ditemukan dan diperkenalkan pada dunia berabad-abad silam.

Situs yang kini berada di bawah naungan UNESCO itu, dilaporkan terancam hancur akibat banyaknya wisatawan yang mengunjungi tempat itu setiap tahun.

Peru dan UNESCO baru-baru ini mengeluarkan kebijakan baru, berkaitan dengan pembatasan jumlah pengunjung -- hanya 2.500 wisatawan diperbolehkan masuk per hari.

8. Taj Mahal, India

Ekspektasi mengagumi megahnya Taj Mahal, India. (Shutterstock)

Pihak berwenang India menyatakan kemungkinan akan menutup tempat wisata populer -- juga merupakan salah satu keajaiban dunia -- Taj Mahal, karena kerusakan alami dan ulah tangan usil manusia.

India juga sudah melarang wisatawan mendatangi salah satu keajaiban dunia itu dengan menggunakan mobil -- guna mengurangi polusi.

Polusi di sekitar Sungai Yamuna mengakibatkan perubahan warna pada makam agung, mengubah warna putih marmer pada makam menjadi kekuningan.

Menurut laporan, dalam waktu lima tahun ke depan, Taj Mahal akan runtuh, jika tidak dilakukan langkah pencegahan dari sekarang.