Liputan6.com, Highlands - Seorang warga di New Jersey, Amerika Serikat (AS) tak menyangka bahwa terdapat sebuah benda bersejarah di bagian bawah rumah tepi pantainya. Sebuah perahu kayu yang diperkirakan berasal dari 2 abad lalu.
Keberadaan perahu dari masa lampau itu telah lama menjadi perbincangan para tetua di kota itu. Sang pemilik rumah, Eileen Scanlon pernah menconba mengintip, namun yang terlihat olehnya hanya kemudi kapal dan ia tak menyangka jika perahu itu memiliki panjang lebih dari 12 meter.
Baca Juga
Penemuan itu terjadi ketika sang pemilik bungalow, Elieen tengah merekonstruksi bangunan itu setelah dilanda Badai Sandy. Ia membeli properti itu pada tahun 2010 lalu.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari Ashbury Park Press pada Sabtu (28/5/2016), perahu tersebut diduga menjadi sarana angkut batu bara dan barang-barang lain pada tahun 1880-an.
Perahu itu memiliki lebar sekitar 3,7 meter dan terbuat dari papan-papan kayu setebal 7,5 cm. Sebatang pohon dipakai menjadi lunasnya, lalu paku-paku besinya dibuat berukuran khusus dengan panjang 46 cm.
Kemudinya masih utuh. Ada beberapa butir batu bara bertebaran di lantainya.Â
"Saya tidak pernah menyangka ukurannya sebesar itu. Suatu temuan yang cukup mencengangkan," ujar Scanlon.
Setelah puing-puingnya dibersihkan, Scanlon menghentikan konstruksi di bawah bungalow-nya dan menghubungi Russell Card dari Masyarakat Sejarah Highlands.
"Ini lebih dari sekedar menakjubkan. Saya dulu sudah pernah mendengarnya dan baru melihatnya pertama kali kemarin. Saya tidak pernah menyangka bisa sebesar itu. Ketrampilan pembuatannya menakjubkan," kata Scanlon.
Lalu, bagaimana perahu itu bisa ada di sana? Card menjelaskan bahwa properti itu dulunya berfungsi sebagai dermaga hingga tahun 1920-an.
"Airnya bisa mencapai bagian belakang rumah. Orang biasanya menggeret perahu itu di atas bantalan roda dan mungkin membiarkannya di sana, lalu melakukan pembangunan begitu saja," imbuhnya
Menurut Scanlon, rangkaian bungalow di sana dibangun pada tahun 1920-an.
"Ada kabar angin yang masih harus diperiksa kebenarannya, yaitu bahwa dulu orang-orang membuat minuman keras tidak sah di dekat bangunan-bangunan penginapan itu, lalu menaruhnya dalam kapal dan membawanya ke laut," tutur Scanlon.
Al Hartsgrove, seorang tetangga, bercerita bahwa almarhum ayahnya, Reuben Hartsgtove, dibesarkan di jalan ke-5. Ia mengaku telah mendengar versi cerita dari ayah dan bibinya tentang cara kapal itu bisa berada di sana.
"Dulu ada kapal tongkang tua di bawah sana yang tenggelam. Ketika badai datang, mereka menarik perahu ini ke atas tongkang tadi. Setelah badai berlalu, layar perahunya hilang dan perahunya rusak sehingga mereka meninggalkannya," ujar Al Hartsgrove.
Scanlon mengatakan bahwa ia ingin menggali kapal tongkang itu juga, tapi tidak punya waktu. Pengangkatan bungalow itu harus diselesaikan.
Puing perahu itu akan dimusnahkan karena, menurut Card, tidak ada ruang di kota yang cukup untuk menyimpannya. Tapi, Scanlon berharap bisa menyimpan haluannya untuk menjadi pajangan di kebun.