Sukses

Iklan Detergen Ini Paling Rasis di Dunia?

Sebuah iklan detergen yang menampilkan seorang pria berkulit hitam menuai hujatan dari para netizen karena sarat dengan unsur rasisme.

Liputan6.com, Beijing - Iklan detergen asal China menampilkan seorang pria keturunan Afrika, dengan pakaian putih yang ternoda oleh cat, sedang menggoda seorang gadis cantik. 

Ketika mendekat ke perempuan tersebut, mulut sang pria justru dijejali kapsul sabun pembersih. Lelaki itu kemudian dimasukkan paksa ke mesin cuci.

Kemudian wanita itu duduk di atas mesin cuci sementara sang pria terdengar berteriak di dalamnya. Ketika pintu mesin dibuka, muncul pria berwarna kulit lebih terang mengenakan kaos bersih berwarna putih.

Iklan yang cukup ofensif itu memicu kemarahan di media sosial dan para penggunanya menganggap bahwa promosi tersebut rasis.

"Ya Tuhan. Apakah orang di bidang pemasaran tak mendapatkan pendidikan tentang ras?," tulis salah satu pengguna Weibo.

"Jika kamu tak mengerti mengapa iklan itu rasis, selamat, kamu merupakan orang yang rasis," tulis seseorang ketika pengguna lainnya mencoba membela iklan tersebut.

Stigma dan Stereoptip

Dikutip dari CNN, Jumat (27/5/2016), iklan tersebut diduga menjiplak promosi asal Italia, di mana seorang pria berbadan kurus dicuci dengan detergen berwarna sehingga badannya berubah menjadi berotot dan berkulit gelap.

Iklan itu memiliki slogan 'color is better' atau 'berwarna lebih baik'.

Perusahaan di balik iklan detergen itu, Qiaobi, tak menanggapi permintaan komentar dari CNN. Mereka bahkan belum melakukan apapun untuk menangani kemarahan yang muncul di media sosial.

Ini bukan pertama kalinya iklan dituduh tak memiliki kepekaan terhadap isu rasisme. Sebelumnya terdapat beberapa kritik di dunia maya setelah foto pria berkulit gelap dalam poster film Star Wars: The Force Awakens tampak dikecilkan.

Sementara itu dikabarkan sejumlah orang Afrika yang tinggal di Tiongkok, khususnya di provinsi Guangdong selatan, mengeluhkan perilaku diskriminasi dan prasangka dari penduduk setempat karena stigma terhadap kulit gelap.

Stigma tersebut juga muncul di beberapa negara Asia lain. Sebuah perusahaan kecantikan Thailand, terpaksa menarik iklan dan mengeluarkan permintaan maaf setelah merilis pernyataan dalam iklan yang berkata 'hanya dengan menjadi putih, Anda akan menang'.

Berikut iklan detergen asal China yang menuai hujatan: