Liputan6.com, Washington DC - Pada Senin (30/5/2016), Mars akan berada di jarak paling dekat dengan Bumi dalam kurun waktu 11 tahun terakhir.
Namun jangan khawatir, jika Anda tak memiliki waktu menatap langit malam untuk mengamati Planet Merah tersebut, masih ada kesempatan hingga dua minggu ke depan.
Baca Juga
Secara teknis, Mars akan berada di jarak terdekat dengan Bumi pada Senin. Yakni 76 juta kilometer, hingga 12 Juni, yaitu 77,2 juta kilometer.
Advertisement
"Lihat saja ke arah tenggara setelah akhir senja, dan Anda tak akan melewatkannya," ujar editor senior di majalah Sky & Telescope, Alan MacRobert.
"Mars terlihat hampir menakutkan sekarang, dibandingkan dengan bagaimana biasanya terlihat di langit," tambahnya.
Jika pada hari Senin cuaca buruk menghalangi, Slooh Community Observatory menawarkan pengamatan Mars secara online yang dapat diakses di Slooh.com dan dimulai pada 21.00 EDT.
Mars dan Bumi secara berkala posisinya mendekat satu dengan lain setiap 26 bulan, namun jaraknya bervariasi karena kedua planet memiliki orbit berbentuk elips.
Menurut salah satu kolumnis di Space.com, Joe Rao, jarak Mars dengan Bumi bahkan lebih dekat pada tahun 2003, ketika Matahari, Mars, dan Bumi berada dalam satu garis lurus.
Baca Juga
Oposisi Mars terjadi ketika Planet Merah itu berada dalam jarak terdekat dengan Bumi dan Matahari secara bersamaan yang hanya terjadi setiap 15 hingga 17 tahun.
Dikutip dari Space.com, Senin (30/5/2016), Rao juga menambahkan bahwa Mars akan terlihat lebih cerah dan terletak pada posisi lebih dekat di bandingkan tahun ini pada Juni 2018.
Mars terlihat begitu cerah ketika berada dalam jarak terdekatnya sehingga Anda dapat melihatnya dengan mata telanjang. Yang perlu Anda lakukan adalah melihat konstelasi Scorpio di langit selatan (untuk mereka yang tinggal di belahan Bumi utara).
Posisi Mars akan berada di atas bintang paling terang Antares, yang disebut dengan 'saingan Mars' karena kadang-kadang Planet Merah melintas dekat dengan bintang. Di sebelah kiri Antares adalah planet lain, yakni Saturnus, yang bersinar putih.
Anda dapat dengan mudah membedakan planet dengan bintang karena mereka tak berkelip terlalu banyak. Hal tersebut disebabkan atmosfer Bumi mendistorsi cahaya bintang karena terletak cukup jauh.
Di teropong, Mars akan muncul sebagai titik berwarna merah cerah. Dengan teleskop besar, melihat Planet Merah tersebut akan menjadi lebih menarik karena terdapat fitur seperti selimut es atau awan.
Namun tak menutup kemungkinan teleskop amatir akan melihat citra menakjubkan dengan menggunakan kombinasi alat pengamatan yang lebih baik, berkombinasi dengan perangkat lunak komputer.
Sebenarnya, bersinarnya Mars di langit bersamaan dengan Jupiter, yang terletak di barat daya. Walaupun Jupiter terletak lebih jauh dari Matahari namun lebih terang karena ukurannya 20 kali lebih besar dari diameter Mars, demikian menurut keterangan Sky & Telescope.
Lalu, apakah dampak yang terjadi dengan peristiwa tersebut?
Tak ada yang perlu ditakutkan dengan terjadinya fenomena ini, karena Oposisi Mars terjadi secara rutin di Tata Surya.
Seperti yang dilansir infoastronomy.org, tak akan ada penurunan gravitasi atau bencana kiamat. Peristiwa ini justru menjadi kesempatan untuk mengobservasi Planet Merah tersebut.