Liputan6.com, Manado - Dalam rangka menaikkan nilai jual kelapa untuk menyejahterakan sebagian warga dunia, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menggagas acara pelatihan bersama 13 negara di Asia Pasifik. Dalam acara tersebut, peserta melakukan berbagai aktivitas yang berkaitan dengan pengembangan komoditas kelapa menjadi produk ekonomi bernilai tinggi.
"Pelatihan International Training on Coconut Product Development mencakup sesi teori di kelas, praktik di laboratorium dan lapangan, serta kunjungan ke industri kelapa. Salah satu agenda pelatihan juga akan mencakup kunjungan wisata untuk memperkenalkan potensi wisata serta industri UKM di Sulawesi Utara," ujar Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu, Esti Andayani kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu di Swiss-Bel Hotel Maleosan, Manado, Sulawesi Utara.
Baca Juga
Salah satu lokasi yang dikunjungi 37 orang dari 13 negara partisipan adalah Taman Laut Bunaken. Pantauan Liputan6.com, seluruh peserta terlihat begitu antusias saat tiba di sana.
Advertisement
"Sangat indah, ini kunjungan pertamaku ke Bunaken di Manado," ujar peserta dari Tonga, Lisa.
"Manado tak jauh berbeda dengan kampung halaman kami," timpal peserta laiinya, Nou dari Fiji.
Dalam kunjungan mengenal potensi wisata di Bunaken, para peserta diajak untuk berkeliling area tersebut. Beberapa di antaranya bahkan ikut serta dalam aktivitas air snorkeling.
Upaya Memperkenalkan Indonesia ke Negara Lain
Mantan Duta Besar RI untuk Norwegia periode 2010-2014 menuturkan, pelatihan itu merupakan bagian dari upaya memperkenalkan Indonesia ke negara lainnya.
"Tak hanya coconut product development, juga segala kelebihan yang kita punya termasuk destinasi turis," jelas Esti.
Selain itu, imbuh Esti, ia berharap negara-negara partisipan tersebut akan ikut serta melakukan berbagai kegiatan ekonomi.
"Termasuk kita bisa masuk ke negara mereka untuk menjual produk kita. Ini bagian dari kerja sama selatan-selatan, di mana negara-negara yang sudah membangun dan kerjasama, bisa bersama-sama menghadapi ekonomi global," paparnya.
"Pada saat yang sama juga semakin memperkuat diplomasi RI dengan negara tersebut (partisipan). Meski negara mereka kecil, tapi suara mereka sama-sama satu di PBB seperti suara Amerika Serikat," ungkapnya.
International Training on Coconut Product Development diselenggarakan selama delapan) hari di Manado, Sulawesi Utara. Mulai dari 27 Mei hingga 3 Juni 2016 dan akan ditutup secara resmi pada 2 Juni 2016.
Acara tersebut digelar dalam rangka pengembangan kerja sama Selatan-Selatan dan Triangular.
Direktorat Kerja Sama Teknik Kemlu menggandeng Non-Aligned Movement Centre for South-South Technical Cooperation (NAM CSSTC) dan Kementerian Pertanian.
Kemlu menunjuk Balai Penelitian Tanaman Palma (Balit Palma) Manado sebagai pelaksana atau implementing agency kegiatan itu. Sebab dipandang memiliki kapasitas pengembangan produk kelapa yang sangat maju.
Kegiatan tersebut dianggap menjembatani Indonesia dengan negara-negara partisipan agar lebih mengenal dekat satu sama lain.
Secara khusus Indonesia juga memiliki komitmen untuk memberikan program peningkatan kapasitas senilai $US 20 juta kepada negara-negara Pasifik, yang disampaikan oleh Presiden RI pada kesempatan forum Pacific Islands Development Forum (PIDF) tahun 2014 di Nadi, Fiji.
Pelatihan International Training on Coconut Product Development ini juga merupakan bentuk kontribusi Indonesia bagi negara-negara anggota Asian Pacific Coconut Community (APCC), yang merupakan forum kerja sama antara negara-negara penghasil kelapa di Asia Pasifik.
Berikut ini cuplikan singkat kegiatan acara International Training on Coconut Product Development:Â