Sukses

ISIS Jadikan Ratusan Orang Sebagai 'Perisai Hidup' di Falluja

Ratusan orang yang terjebak dalam perang Falluja dijadikan perisai hidup oleh kelompok teroris ISIS.

Liputan6.com, Kabul - Badan Pengungsi PBB mengatakan, kelompok teroris ISIS menggunakan ratusan orang yang terjebak di Falluja sebagai perisai hidup demi melindungi mereka. PBB mengklaim hal itu sebagai 'bencana kemanusiaan'. Sebuah tindakan yang sungguh pengecut.

Pertempuran yang terjadi pada Sabtu 28 Mei dilaporkan menewaskan 7 anggota ISIS dan melukai sejumlah lainnya. Terdapat sekitar 50 ribu orang yang terjebak di tengah perang itu.

"Mereka menyandera beberapa keluarga di dalam gedung rumah sakit, ISIS juga menimbulkan kepanikan dengan mengatakan kepada orang-orang bahwa pasukan Irak dan milisi akan datang untuk membunuh kalian semua," ujar seorang warga Falluja, Salem al Halbusi kepada USA Today seperti dikutip Fox News, Senin (1/6/2016).

Al Halbusi menambahkan, untuk meraih simpati warga yang tersisa di Falluja anggota ISIS untuk pertama kalinya membagikan permen kepada anak-anak.

"Mereka mengetahui akhir nasib mereka semakin dekat," imbuhnya.

Pasukan Irak terlibat pertempuran selama empat jam di bagian selatan kota, Nuaimiya pada Rabu 25 Mei, sehari setelah mereka bergerak ke kota yang dikuasai kelompok teroris itu. Mereka dibantu dengan serangan udara oleh pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS).

Serangan di daerah Nuaimiya itu terjadi menjelang pagi --  sehari sebelumnya pasukan Irak berhasil menguasai 85 persen kawasan itu.

Nuaimiya merupakan daerah pertanian di selatan Falluja, pertempuran di daerah itu merupakan pintu masuk pertama bagi pasukan Irak untuk memasuki jantung pertahanan ISIS di Falluja.

Militan ISIS dilaporkan menggunakan terowongan untuk menempatkan para penembak jitu mereka dan juga mengirimkan mobil berisikan enam bahan peledak untuk memukul mundur pasukan Irak. Namun strategi itu gagal, karena bom lebih dulu meledak sebelum mencapai target.

Sementara itu, Juru Bicara Pentangon, Kapten Jeff Davis mendeksripsikan Falluja sebagai 'benteng ISIS terakhir ISIS di Provinsi Anbar'. Ia juga menambahkan kelompok teroris itu berniat melakukan perlawanan.

Setidaknya diperkirakan terdapat 500 hingga 1.000 anggota teroris ISIS yang ada di Falluja.

Sekjen Norwegian Refugee Council, Jan Egeland mengatakan apa yang terjadi adalah 'bencana kemanusiaan yang berlangsung di Falluja'. Ia menambahkan hanya satu keluarga yang berhasil melarikan diri pada Senin 31 Mei kemarin.

Sejak dimulainya serangan pekan lalu, sekitar 554 keluarga telah mengungsi dari daerah sekitar Falluja -- 40 mil sebelah barat Baghdad.

"Pihak yang berperang harus menjamin warga sipil dapat mengungsi dengan aman sekarang, sebelum semuanya terlambat dan kehilangan nyawa lebih banyak lagi," tutur Egeland.

Kelompok relawan NRC yang mengurus pengungsi korban perang di Falluja mengatakan, para pengungsi kekurangan makanan, obat-obatan, air minum higienis dan listrik. Hal ini menyebabkan banyak di antara mereka yang putus asa.

Satu tahun lalu, ISIS berhasil merebut sebuah wilayah di dekat Ramadi dan butuh waktu enam bulan bagi pasukan Irak yang didukung pasukan AS untuk mengambil alih kawasan tersebut.

"Sebanyak 80 persen keberhasilan militer Irak terjadi karena bantuan serangan udara pasukan AS," ujar salah seorang pejabat militer Irak.

Falluja yang merupakan kota besar terakhir di bagian barat Irak yang masih dikuasai, telah berada di bawah kendali kelompok itu sejak lebih dari dua tahun lalu. Tak hanya ISIS, namun kota itu juga dikuasai oleh kelompok ekstremis Sunni.

Perjuangan merebut kembali Falluja disebut akan berlangsung dalam waktu yang lama mengingat ISIS telah sepenuhnya menguasai daerah ini bahkan mereka telah membangun sebuah terowongan. Sebuah terowongan yang mirip dengan terowongan lainnya milik ISIS telah ditemukan di pinggiran timur laut Falluja.

Video Terkini