Liputan6.com, Washington, DC - Demokrat baru saja mengambil langkah besar demi mempersatukan partai berlambang keledai itu. Terjadi setelah Bernie Sanders bersumpah akan bekerja sama dengan Hillary Clinton untuk mengalahkan Donald Trump pada November mendatang.
Sebelumnya Presiden AS Barack Obama, beserta wakilnya, Joe Biden secara formal mendukung Hillary untuk jadi orang nomor satu AS mendatang.
Baca Juga
Keputusan Sanders yang awalnya bersikukuh berjuang hingga titik akhir sempat membuat kalangan petinggi partai khawatir. Namun, setelah pertemuannya dengan Obama di Gedung Putih selama lebih dari satu jam, mengubah pendirian senator dari Vermont itu.
Advertisement
Sanders dalam keterangan persnya mengatakan, jika Trump jadi presiden, Amerika Serikat akan jadi bencana.
"Saya akan bekerja keras untuk memastikan kalau Donald Trump tidak akan menjadi presiden Amerika Serikat," kata Sanders pada Kamis 9 Juni 2016 seperti dilansir dari CNN.
"Saya tak sabar untuk bertemu dengan Hillary di waktu dekat untuk melihat bagaimana kami berdua bisa bekerja sama mengalahkan Donald Trump, dan membuat pemerintahan ini mewakili segala keinginan kita semua, tak hanya segelintir kelompok saja," lanjut Sanders sehabis bertemu dengan Obama.
Senator Sanders juga berterima kasih terhadap Obama dan Biden yang menunjukkan dukungan sportif selama kampanye Demokrat.
"Dari awal, kedua tokoh itu mengatakan tak akan menunjukkan keberpihakan mereka hingga kali ini. Saya sangat menghargai keputusan itu," ujar Sanders.
Dalam jumpa pers pada Kamis sore, juru bicara Gedung Putih mengatakan pertemuan Sanders dan Obama sangat bersahabat dan fokus terhadap masa depan AS. Obama juga memberi selamat kepada Sanders telah membuat prestasi hebat selama kampanye Demokrat.
Tak lama setelah pertemuan Sanders dan Obama, Gedung Putih mengeluarkan video berisi dukungan Obama terhadap Hillary.
Reaksi Pendukung Sanders
Selama pertemuan berlangsung, tak sedikit pendukung Sanders berkumpul tak jauh deri Gedung Putih. Mereka sadar, tokoh pujaannya tak akan jadi nominasi Demokrat.
Para pendukung mengekspresikan kekecewaan sekaligus kebanggaan serta frustrasi kalau pilihan mereka terbatas.
Sam Mbulaiteye, seorang peneliti dari Silver Spring, Maryland mengatakan ia kecewa kalau Obama memperlihatkan dukungan terhadap Hillary sebelum kampanye presiden dimulai.
"Saya pikir pesan Bernie mirip dengan pesan Obama tahun 2008. Sebuah pesan perubahan, harapan dan masa depan," kata Mbulaiteye.
Sejauh ini Mbulaiteye belum memutuskan apakah ia akan beralih dukungan dari Sanders ke Hillary atau Trump di pemilihan mendatang.
"Kalau berbicara anti-kemapanan, Trump lebih mirip dengan Sanders," katanya.
Jenn Fendrx dari Virginia mengatakan nominasi Hillary menunjukkan akhir zaman. Meski ia akan memilih mantan menteri luar negeri itu, semata hanya tak ingin Trump jadi presiden.