Liputan6.com, Fukuoka - Hari ini, 13 Juni, pada tahun 1996, kecelakaan menimpa pesawat maskapai Garuda Indonesia Airways (kini Garuda Indonesia) di Bandara Fukuoka, Jepang. Pesawat pabrikan McDonnel Douglas DC 10-30 itu celaka saat lepas landas.
Seperti yang dimuat dalam laporan Investigasi Kecelakaan Pesawat dari Kementerian Transportasi Jepang, pesawat yang dijadwalkan berangkat dari Fukuoka menuju Jakarta itu awalnya melaju di landasan dengan mulus. Namun saat hendak terbang ke atas, pesawat malah berjalan lurus. Batal terbang.
Baca Juga
Baca Juga
Pilot mengaku terpaksa membatalkan penerbangan itu meski sudah mendekati proses take-off. Terjadi hal yang di luar dugaan, itu alasan pilot.
Advertisement
“Kecepatannya tiba-tiba turun di antara 3 dan 6 knot. Dan tiba-tiba suara keras terdengar,” ungkap sang pilot, seperti dimuat Japan Times, Senin (13/6/2016).
Hal ini terjadi lantaran kipas turbin depan mesin nomor 3 (paling kanan) pecah dan terpisah dari poros mesin. Karenanya, kru berupaya membatalkan lepas landas, meskipun saat itu kecepatan pesawat sudah melebihi V1 (kecepatan maksimal lepas landas).
Saat kru mencoba menghentikan pesawat, kapal terbang itu meluncur keluar ujung landasan, hingga menyebabkan pesawat meledak dan terbakar. Akibatnya, 3 dari 275 penumpang tewas seketika. Sementara 68 penumpang lainnya dilaporkan terluka.
Hasil investigasi menyatakan kerusakan turbin mesin GE CF6 tersebut disebabkan oleh keausan akibat masa pakai (kelelahan logam) yang melebihi batas penggunaan.
Turbin tersebut telah beroperasi selama 30.913 jam terbang dan 6.182 siklus pendaratan. Menurut pihak pabrikan, General Electric (GE), penggantian turbin seharusnya dilakukan setelah 6.000 siklus pendaratan. Pesawat tersebut kemudian dipensiunkan dari oleh pihak Garuda.
Sejarah lain mencatat pada 13 Juni 1944, peluru kendali atau rudal untuk yang kali pertama diluncurkan dalam sejarah. Kala itu, rudal dijatuhkan di Inggris pada masa Perang Dunia II