Liputan6.com, Orlando - Muslim di seluruh Amerika menunjukkan simpatinya kepada para korban penembakan di Orlando yang menewaskan 50 orang di Klub Pulse .
Pelaku penembakan tersebut, Omar Mateen, yang turut tewas saat baku tembak dengan polisi, diidentifikasi sebagai seorang Muslim yang tinggal di Fort Pierce, Florida.
Baca Juga
Seorang anggota House Intelligence Committee, Adam Schiff, mengatakan bahwa Mateen telah menyatakan kesetiaannya kepada ISIS ketika ia berkomunikasi dengan aparat sebelum tewas tertembak.
Advertisement
Ayah tersangka, Mir Seddique, mengatakan kepada NBC bahwa anaknya akhir-akhir ini menyatakan sentimen anti-gay. Seddique menjelaskan bahwa penembakan tersebut tak ada hubungannya dengan agama.
Menanggapi serangan tersebut, Council on American-Islamic Relations cabang Florida mengeluarkan pernyataan.
"Kami mengutuk serangan mengerikan ini dan secara tulus turut berduka cita untuk keluarga dan kerabat korban, baik yang meninggal maupun terluka. Komunitas Muslim bergabung dengan warga Amerika lain dan menolak siapa atau kelompok apa pun yang mengklaim membenarkan tindak kekerasan mengerikan."
Organisasi kebebasan warga Muslim juga meminta sumbangan darah untuk membantu korban luka dalam serangan tersebut.
Baca Juga
Dikutip dari USA Today, Senin (13/6/2016), The American Muslim Community Centers di sebuah masjid di Longwood Florida mengatakan bahwa pihaknya akan "berdiri" bersama warga Amerika lainnya.
"Kejahatan yang tak masuk akal tidak memiliki tempat di agama dan masyarakat kami. The American Muslim Community Centers sedih dan terkejut atas serangan yang terjadi di Orlando. Kami berdoa bagi para korban dan anggota keluarga mereka," ujar ketua komunitas tersebut, Atif Fareed.
Duka di Twitter
Media sosial Twitter pun ramai oleh status yang mengekspresikan ketidaksetujuan serangan tersebut dan menjelaskan bahwa hal itu tak mencerminkan nilai-nilai masyarakat Muslim AS.
"Ekstremis Muslim dan Amerika berasal dari akar yang sama. Satu pihak salah menafsirkan Alquran dan lainnya salah kaprah terhadap amandemen, #Orlando," ujar salah satu pengguna Twitter @CyrusMMcQueen.
Sementara itu akun Twitter @yagizefe mem-posting foto bertuliskan "Pray For Orlando" dan menulis, "Saya seorang Muslim. Saya mengutuk keras aksi teroris di Orlando."
Imam Tariq Rasheed dari Islamic Center of Orlando juga turut memberikan simpatinya kepada korban penembakan tersebut.
"Tak ada agama mana pun yang dapat membenarkan kekerasan kejam dan tak masuk akal. Kami berdoa dan menyampaikan duka cita kami untuk keluarga dan orang-orang tercinta para korban," ujar Rasheed.
Sementara itu Ketua Islamic Society of Central Florida dan American Islam, Imam Muhammad Musri, juga turut mengungkapkan kesedihannya.
"Kami mengutuk orang yang melakukan serangan ini, apa pun ideologi yang ia anut. Tak boleh ada nyawa yang hilang karena amarah dan kebencian," tutur Musri.
Ketua Ahmadiyya Muslim Youth Association, Bilal Rana, memberikan tanggapannya dalam sebuah pernyataan.
"Kami mendesak seluruh orang Amerika untuk berpuasa dalam melawan tindak kekerasan dan kebencian yang bertujuan memecah belah dan memusuhi kita semua."
Center for the Study of Hate and Extremism di California State University, merilis hasil penelitian pada Desember 2015 yang mengindikasi bahwa tindak kriminal kepada Muslim jumlahnya meningkat 3 kali lebih besar sejak serangan di Paris dan San Bernardino, California.
Angka tersebut terakhir tercatat pada serangan World Trade Center di New York, AS, yang terjadi 11 September 2001, demikian menurut International Business Times.