Liputan6.com, Orlando - Omar Mateen memberondongkan senjatanya di dalam sebuah klub malam LGBT pada Minggu 12 Juni 2016. Penembakan di Orlando itu terjadi sekitar pukul 02.00 dini hari waktu setempat.
Selang 3 jam kemudian, sekitar pukul 05.00 polisi dari tim khusus Special Weapons and Tactics (SWAT) terlibat baku tembak dengan penyerang bersenjata berat itu.
Tim SWAT memilih menunda masuk dengan alasan untuk mengatur strategi membebaskan sandera dalam tragedi penembakan Orlando itu.
Advertisement
Polisi berhasil melumpuhkan Mateen. Aparat menegaskan bahwa si penembak yang merupakan warga negara AS keturunan Afghanistan itu, tewas dalam baku tembak tersebut.
Kepolisian Orlando kemudian merilis sebuah email atas nama Kepala Polisi John Mina melalui akun Twitter.
"Kami telah berlatih terus menerus untuk situasi semacam itu. Namun sangat disayangkan kami harus menggunakannya. Berkat latihan dan profesionalisme, kami menyelamatkan puluhan nyawa pagi ini," kata John Mina dalam email seperti dikutip dari News.com.au, Senin (13/6/2016).
"Bahkan sebelum unit patroli pertama tiba di tempat kejadian, petugas tambahan di klub sudah menangani pria bersenjata yang melepaskan tembakan. Tim pertama dan SWAT menghadapi hujan tembakan saat mereka berusaha menyelamatkan sandera. Dan kita diberkati, syukurlah tidak satupun dari anggota terluka parah atau terbunuh."
Setidaknya 50 orang tewas dan 53 lainnya luka-luka setelah seorang pria bersenjata klub Pulse dan memberondong tembakan. Insiden tersebut adalah penembakan massal paling mematikan dalam sejarah AS.
Berikut detik-detik penyerbuan polisi ke dalam klub LGBTÂ untuk melumpuhkan pelaku penembakan Orlando: