Liputan6.com, Orlando - Pelaku penembakan Orlando di kelab Pulse, lokasi hiburan untuk LGBT, pernah berkunjung beberapa kali ke tempat tersebut sebelum melakukan serangan. Tak hanya itu, menurut keterangan para saksi, Omar Mateen diduga menggunakan dating app atau aplikasi kencan khusus gay.
Salah seorang pengunjung reguler Pulse, Kevin West, mengatakn Omar Mateen beberapa kali pernah menghubunginya selama setahun terakhir dengan menggunakan dating app khusus gay, Jack'd.
Namun menurut West, ia tak pernah bertemu dengan Mateen hingga Minggu dinihari, satu jam sebelum kejadian.
Advertisement
West saat itu sedang menurunkan seorang temannya di Pulse ketika ia melihat Mateen menyeberang jalan menggunakan topi berwarna gelap dan membawa ponsel hitam sekitar pukul 01.00.
"Ia berjalan tepat di depanku. Aku berkata 'Hei,' ia pun menengok dan menjawab, 'Hei,' sambil menganggukkan kepalanya," kata West.
"Aku dapat mengetahui dari matanya," ucapnya.
Baca Juga
Setidaknya empat orang pengunjung reguler Pulse mengaku pernah melihat Mateen di tempat hiburan itu sebelumnya, demikian menurut keterangan mereka kepada Orlando Sentinel.
"Kadang-kadang ia akan pergi ke pojok, duduk, dan minum sendiri. Saat ia sangat mabuk, ia akan menjadi keras dan mudah bertengkar," ujar saksi bernama Ty Smith.
Seperti dikutip dari Los Angeles Times, Selasa (14/6/2016), ia mengaku melihat Mateen di klub tersebut setidaknya 12 kali.
"Kami tak terlalu banyak bicara dengannya. Namun aku ingat kadang-kadang ia berbicara tentang ayahnya. Ia juga memberi tahu kami bahwa memiliki istri dan anak," ucap Smith.
Setelah West melihat foto Mateen sesaat tragedi penembakan Orlando itu terjadi, ia langsung melaju ke kantor polisi setempat di mana petugas memanggil pejabat FBI yang menunjukkan foto Mateen di layar komputer kepadanya.
"Aku berkata, 'itu dia'," ujar West. Ia lalu memberikan informasi kepada FBI dengan menggunakan aplikasi Jack'd.
Menurut Kepala FBI James B Comey, pada saat melakukan penembakan di Orlando Mateen sempat menghubungi 911 dan mengaku telah berjanji setia kepada pemimpin ISIS. Ketika aparat keamanan menyergap lokasi kejadian, Mateen tewas akibat tembakan oleh tim SWAT.
Comey juga menambahkan, pria kelahiran New York itu menunjukkan dukungannya kepada aksi teror Boston Marathon pada 2013 dan seorang pelaku bom bunuh diri yang memiliki afiliasi dengan Al Qaeda di Suriah.
Sebelumnya FBI pernah beberapa kali menginvestigasi Mateen, yang bekerja sebagai petugas keamanan. Ini karena pada 2013 ia berkata kepada rekan kerjanya bahwa ia memiliki saudara yang berhubungan dengan kelompok ekstrem Al-Qaeda.