Sukses

3 Kriteria Tamu 'Terlarang' untuk Masuk Restoran Telanjang Jepang

Sebuah restoran khusus untuk pengunjung bertelanjang memiliki sejumlah aturan tentang jenis pengunjung yang boleh datang.

Liputan6.com, Tokyo - Sejumlah restoran khusus untuk pengunjung yang bersantap tanpa mengenakan busana bermunculan di beberapa kota sedunia, misalnya New York, London, dan Melbourne.

Dikutip dari rocketnews24.com, Tokyo tidak mau ketinggalan memiliki restoran sejenis itu. Bedanya, ada beberapa peraturan yang mungkin tidak bisa diterapkan di restoran-restoran sejenis di luar Jepang.

Restoran bernama 'Amrita' itu akan dibuka pada 29 Juli nanti. Kata 'Amrita' sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya 'kekal'.

Tak sepenuhnya telanjang, di restoran itu, para pengunjung yang tanpa busana akan diberikan 'celana dalam kertas' untuk menutupi daerah kelamin.

Para pelayan restoran nantinya adalah 'pria-pria dengan tubuh paling bagus' dan hanya mengenakan g-string dengan celemek ketika melayani pengunjung.

Selain hidangan makanan organik, para pengunjung dapat dihibur dengan pertunjukan tari oleh model-model pria dari Amerika dan Eropa.

Tapi ada syarat tertentu untuk boleh menjadi pengunjung. Orang bertato dilarang masuk, demikian juga mereka yang bukan berusia antara 18 hingga 60 tahun. Lalu, ada larangan terhadap orang yang 15 kg lebih berat daripada 'berat badan rata-rata'.

Untuk menjelaskan syarat tentang berat badan, panduan masuk restoran menyebutkan bahwa berat dipertimbangkan bersama dengan tinggi badan, sehingga ada dugaan perhitungan indeks massa tubuh (BMI) sebagai syarat masuk.

Sebuah restoran khusus untuk pengunjung bertelanjang memiliki sejumlah aturan tentang jenis pengunjung yang boleh datang. (Sumber rocketnews24.com)

Para pengunjung yang sepertinya tidak termasuk dalam rentang berat badan yang diinginkan akan diminta menimbang berat badan di pintu masuk. Jika kedapatan kelebihan berat badan, mereka akan ditolak masuk dan tidak ada pengembalian uang.

Menurut situs restoran, peminat harus melakukan reservasi yang sekaligus menjadi pemeriksaan usia. Di restoran, pengunjung akan menuju ruang berbuka pakaian dan memasangkan celana dalam dari bahan kertas yang disediakan.

Setelah mengunci telepon genggam dan kamera dalam kotak penyimpan, para pengunjung akan diarahkan ke meja mereka. Di dalam, para pengunjung dilarang menegur pengunjung lain atau menyentuh tubuh orang lain. Setelah selesai bersantap, pengunjung kembali ke ruang pakaian dan pergi sesudahnya.

Walau terdengar nyeleneh, sepertinya Amrita akan populer karena karcis untuk bersantap dan menonton pertunjukan yang dibanderol antara 12 ribu hingga 80 ribu yen (Rp 1,5 hingga 10 juta) sudah ludes terjual.

Pemesanan tempat biasa (tanpa pertunjukan) ditawarkan dengan harga 14 ribu, 18 ribu, atau 28 ribu yen (Rp 1,8, 2,3 atau 3,5 juta), tergantung kepada menu yang dipesan.

Menurut situs resmi restoran, dua jenis reservasi itu akan tersedia pada 29, 30, dan 31 Juli malam. Lokasi restoran akan dikirimkan kepada para pemesan yang mendapatkan konfirmasi.

Namun demikian, suatu kedinasan di Jepang menyebutkan alamat restoran itu di 3-13-14 Azabu Juban, Minato-ku, Tokyo. Belum jelas apakah ini akan menjadi restoran reguler atau hanya untuk acara 3 hari.

Video Terkini