Sukses

'Drama' Penyanderaan Tragis Keluarga Polisi Prancis, Ulah ISIS?

Pria yang mengaku setia kepada kelompok ISIS menyerang dan menikam hingga korbannya tewas di tempat.

Liputan6.com, Paris - Insiden berdarah terjadi di Paris pada Senin 13 Juni 2016 waktu setempat. Seorang pria menyerang keluarga pasangan polisi Prancis.

Pelakunya menyerang dan menikam hingga korbannya tewas di tempat.

Pria yang mengaku setia kepada kelompok ISIS itu kemudian dilumpuhkan dalam operasi dramatis oleh tim elit kepolisian setempat. Le Parisien melaporkan, terdengar banyak suara tembakan dan ledakan dari di rumah di Magnanville sekitar 55km barat dari Paris.

Kantor berita terkait ISIS memberitakan, penusukan itu dilakukan oleh salah satu anggotanya. Serangan ini terjadi satu hari setelah kelompok tersebut mengklaim pembantaian di sebuah klub gay di Orlando, Florida.

Istri dan anak dari polisi itu disandera oleh si penikam. Tak lama kemudian, istri si polisi pun menjadi sasaran penikamannya.

"Seorang polisi, wanita dan penyerang tewas dalam tragedi penusukan," tegas seorang juru bicara menteri dalam negeri Prancis seperti dikutip dari News.com.au, Selasa (14/6/2016).

Juru bicara polisi, Pierre-Henry Brandet mengatakan, polisi berhasil menyelamatkan seorang bocah dari tempat kejadian. Ia adalah anak polisi yang usianya baru tiga tahun.

"Sudah dilakukan negosiasi, tapi upaya tersebut gagal. Mereka tak berhasil dan polisi kemudian memasuki rumah, di mana mereka menemukan tubuh seorang wanita," kata Brandet.

"Korban sulit diajak kerja sama. Komandan polisi itu tewas... (dan) kami menemukan tubuh seorang wanita. Penyerang, penjahatnya juga tewas. Ada seorang anak kecil yang selamat."

"Dia ada di dalam rumah. Dalam kondisi aman dan sehat. Dia diselamatkan oleh polisi. Anak itu dalam kondisi shock dan tengah dalam perawatan," ucap Brandet.

Polisi mengatakan pria itu bersembunyi dengan sandera di rumah polisi di Magnanville, barat laut ibukota Prancis.

Wartawan Paris, Peter Allen memposting informasi melalui Twitter, bahwa petugas 42 tahun ditikam sampai mati sementara si penikam tewas akibat serbuan polisi.

BNO News melaporkan, polisi yang tewas diidentifikasi oleh media lokal sebagai komandan berusia 42 tahun, Jean-Baptiste Salvaing.

Dalam sebuah pernyataan, Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve mengatakan bahwa orang itu seorang komandan polisi dan istrinya bekerja di Kementerian Dalam Negeri.

Kronologi Penyerangan

Insiden penikaman itu disebutkan terjadi di luar rumah selama beberapa kali, saat si polisi hendak pulang.

Saat diserang dan ditusuk sembilan kali, polisi yang menjadi korban sedang tak mengenakan seragam tugasnya.

Penyerangan itu dimulai pukul 20.30 waktu setempat, ketika polisi didekati luar rumahnya dan ditikam. Dia kemudian menyandera istri dan anak si petugas di dalam rumahnya.

"Polisi mencoba untuk bernegosiasi dengan penyerang beberapa kali, namun ia dikabarkan menolak untuk berbicara dengan negosiator polisi," demikian dilaporkan Le Parisien.

Polisi pun akhirnya memutuskan untuk menyerbu rumah untuk menyelamatkan sandera. Suara tembakan pun terdengar.

'Drama' itu terlihat menegangkan dari foto-foto mobil polisi di tempat kejadian.

Menurut gambaran beberapa sumber, penyerang disebutkan sebagai tetangga polisi. Surat kabar Inggris The Telegraph melaporkan pelakunya berusia di akhir remaja atau awal 20-an.

Sejauh ini identitas dan motif penyerang belum diketahui. Sedangkan jaksa Prancis meluncurkan penyelidikan anti-teror terkait insiden tersebut.

Prancis, seperti negara-negara lain di Eropa, sebelumnya telah dilanda kekerasan dari anggota militan dalam bentuk penikaman terhadap polisi atau tentara.