Liputan6.com, Roma - Pengungsi yang mencapai Italia seharusnya dipekerjakan di sejumlah situs budaya yang 'terabaikan' seperti Pompeii. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Direktur Kota Romawi Kuno, Massimo Osanna.
Pompeii -- yang setiap tahunnya menarik 3 juta pengunjung setiap tahunnya adalah sebuah kota zaman Romawi kuno yang telah menjadi puing. Pada 79 M, kota yang sekarang berada di wilayah Campania ini hancur akibat letusan gunung Vesuvius.
Baca Juga
Baca Juga
Menurut Osanna, kaum migran yang berpendidikan dapat dipekerjakan untuk membersihkan sampah dan memelihara kebun. Sementara itu, mereka dengan keahlian khusus dapat menemukan pekerjaan yang jauh lebih berkelas.
Advertisement
"Ratusan pengungsi dengan gelar tiba di Italia, di antaranya arsitek, insinyur, bahkan mungkin arkeolog. Mengapa tidak mempekerjakan mereka di warisan budaya," ujar Osanna seperti dilansir Telegraph, Rabu (15/6/2016).
Direktur Kota Romawi Kuno itu mengatakan, kaum migran selama ini hanya menerima tunjangan hidup, namun mereka tidak punya banyak hal untuk dilakukan.
"Pengungsi sudah mendapat uang saku harian dari Pemerintah Italia, tanpa mereka harus melakukan pekerjaan apapun. Tunjangan itu dengan mudah bisa diubah menjadi gaji atas pekerjaan yang mereka lakukan di sektor kepentingan warisan budaya," ujarnya.
Ditegaskan Osanna, ada banyak pekerjaan yang dapat dilakukan di situs arkeologi seperti Pompeii mulai dari memungut sampah sampai dengan memelihara taman.
Ide Osanna itu layak dipertimbangkan, namun akan sulit diwujudkan mengingat status sebagai migran tidak memungkinkan mereka mendapat pekerjaan hingga izin tinggal tetap dikeluarkan.
Puluhan ribu migran dari sejumlah negara berada di sejumlah tempat penampungan yang tersebar di seluruh Italia. Kebanyakan dari mereka berhasil mencapai negeri itu setelah diselamatkan dari Laut Mediterania.
Data Badan Pengungsi PBB menyebutkan, sepanjang tahun ini saja, kurang lebih tercatat 48.000 migran pencari suaka yang telah berhasil diselamatkan dan dibawa ke Italia. Sementara itu, di akhir pekan lalu setidaknya 2.500 migran dilaporkan berhasil diselamatkan di selatan Sisilia dalam 20 operasi berbeda.
Disebut butuh waktu berbulan-bulan bagi pemerintah Italia untuk mengeluarkan suaka bagi para migran.