Sukses

Eks Menteri Tertangkap Tangan Sembunyikan Uang Rp 93 M di Biara

Uang tunai yang coba disembunyikan eks menteri Argentina itu disinyalir berasal dari pencucian uang dan korupsi.

Liputan6.com, Buenos Aires - Seorang mantan menteri Argentina ditahan setelah tertangkap tangan tengah menyembunyikan uang tunai jutaan dolar di sebuah biara.

Aparat keamanan mengatakan, para suster yang bekerja di biara Katolik itu memanggil polisi setelah memergoki seorang pria melempar kantong plastik lewat tembok.

Setelah polisi datang, ternyata pria itu adalah Jose Lopez. Ia adalah menteri pekerjaan umum untuk pemerintahan Cristina Ferenandez de Kirchner.

Mantan menteri itu langsung ditahan dengan dugaan pencucian uang.

"Ia harus bisa jelaskan asal usul uang itu," kata ketua kabinet Marcos Pena, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (15/6/2016).

"Lopez mengatur segalanya yang terkait dengan pekerjaan umum di bawah pemerintahan sebelumnya. Tindakannya membuktikan bahwa ada masalah besar terkait transparansi dan korupsi," lanjut Pena.

Semenjak pemerintahan Cristina Fernandez berakhir Desember lalu, Presiden Argentina Mauricio Macri berjanji akan menghancurkan korupsi.

"Penangkapan ini sangat mengagetkan. Ia adalah seseorang yang pernah memimpin kementerian pekerjaan umum... yang kita tahu adalah sarang korupsi di masa lalu," imbuh Pena.

Pada awalnya, menurut polisi, Lopez sempat mengelabui para biarawati yang memergokinya dengan mengatakan ia berencana mendonasikan uang itu ke biara.

Media lokal memberitakan jumlah uang itu senilai US$ 7 juta atau sekitar Rp 93 miliar, dalam bentuk mata uan berbeda seperti dolar, yen, dan euro.

Uang tunai lainnya ditemukan di mobil Lopez.

Kepala polisi Buenos Aires, Cristian Ritondo mengatakan, Lopez kini sedang diselidiki dalam kasus dugaan penyucian uang.

"Ia tertangkap tangan dengan 6 tas, sebuah koper, senjata, dan kemudian dirinya mengaku sebagai mantan menteri pekerjaan umum dari pemerintah sebelumnya," kata Ritondo.

Ditanya kondisi terakhirnya setelah penangkapannya di biara, Ritondo menjawab, "Lopez sangat stres. "