Liputan6.com, Birstall - Politikus Inggris, Jo Cox menemui nasib tragis. Ia yang disebut-sebut sebagai 'rising star' dari Partai Buruh tewas akibat luka parah akibat ditembak dan ditikam pada Kamis 16 Juni 2016 waktu setempat.
Jo Cox dinyatakan meninggal dunia pada pukul 13.48, kurang dari satu jam setelah penyerangan terjadi atas dirinya.Â
Insiden mengejutkan itu terjadi usai pertemuan politikus berusia 41 tahun itu dengan para konstituennya.
Seorang pria 52 tahun ditangkap dekat dengan tempat kejadian perkara di Birstall, dekat Leeds, di Inggris utara, demikian menurut Dee Collins dari Kepolisian West Yorkshire.
Sejumlah barang bukti disita, termasuk senjata api. Saksi mata mengatakan, pelaku menembak dan menikam korban.
Polisi belum menjelaskan secara detil kasus penyerangan tersebut. Motif di balik tindakan sadis pelaku juga belum diketahui.
"Ini adalah penyelidikan yang sangat penting, ada banyak saksi yang memberikan keterangan pada polisi saat ini," kata Collins, seperti dikutip dari CNN, Jumat (17/6/2016). "Investigasi menyeluruh sedang dilakukan untuk mencari tahu motif dari serangan ini."
Seorang pria 77 tahun juga mengalami luka dalam serangan tersebut. Namun, cedera tersebut tak sampai mengancam jiwanya.
Cox diserang di luar Perpustakaan Birstall, setelah melakukan pertemuan reguler dengan konstituennya, demikian diungkapkan Robert Light, penasihat kubu Konservatif dari Birkenshaw.
Cox, ibu dua anak tersebut, terpilih menjadi anggota parlemen mewakili Batley dan Spen di Yorkshire pada Mei 2015.
Kabar pembunuhan yang menimpa Cox menggegerkan Inggris, di tengah persiapan referendum, untuk menentukan apakah Britania Raya tetap bergabung bersama Uni Eropa atau berpisah -- seperti yang dikampanyekan para pendukung Brexit.
Â
Advertisement
Cox mendukung agar Inggris tetap bergabung dengan Uni Eropa. Suami dan dua anaknya ikut bersamanya dalam kapal 'Stronger In' yang berkampanye di Sungai Thames Rabu lalu.