Liputan6.com, London - Publik Inggris digegerkan insiden pembunuhan sadis yang menimpa anggota parlemennya, Jo Cox. Ibu dua anak tersebut meninggal setelah seorang pria menyerangnya dengan brutal.
Saat kejadian terjadi, Cox baru mengadakan pertemuan dengan para konstituennya di Birstall, dekat Leeds, di Inggris utara pada Kamis 16 Juni 2016.
Polisi telah menangkap seorang tersangka, pria 52 tahun, di dekat lokasi kejadian. Motif pelaku menghabisi korban masih diselidiki pihak keamanan.
Kematian Cox terjadi jelang referendum terkait isu yang membelah warga Inggris jadi dua kubu: yang ingin lepas atau tetap bergabung dengan Uni Eropa.
Suami korban, Brendan Cox mengatakan, mendiang perempuan yang dicintainya itu, "ingin agar masyarakat bersatu melawan kebencian yang membunuhnya."
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris David Cameron menyampaikan duka cita kepada suami dan kedua anak korban yang masih kecil.
"Kematian Jo Cox adalah tragedi. Ia adalah anggota parlemen yang berkomitmen dan peduli," kata dia.
Cox adalah anggota parlemen dari Partai Buruh yang mewakili Batley dan Spen.
Â
Advertisement
Pemimpin Partai Buruh, Jeremy Corbyn mengatakan, Inggris shock dan terpukul atas kepergian Cox.
"Jo meninggal dunia saat melaksanakan tugasnya, menegakkan demokrasi, mendengar dan mewakili para konstituennya," kata dia.
"Dalam beberapa hari mendatang, akan ada banyak pertanyaan tentang bagaimana dan mengapa ia tewas. Namun, simpati kami tercurah pada suami Jo, Brendan dan dua putra mereka yang masih kecil...Mereka akan tumbuh besar tanpa sosok ibu."
Namun, Corbyn menambahkan, bocah-bocah itu akan tumbuh dengan kebanggaan, atas apa yang dilakukan sang ibu, prestasinya, dan tekadnya untuk menegakkan apa yang ia yakini benar.Â