Sukses

Horor Pembunuhan Sadis Politikus Inggris Jo Cox, Terkait Brexit?

Jo Cox meninggal dunia secara sadis, di tengah persiapan referendum Inggris yang akan digelar pekan depan.

Liputan6.com, Birstall - Suara ledakan keras mengagetkan orang-orang yang berada di dekat Perpustakaan Birstall, dekat Leeds, di Inggris utara. Clarke Rothwell, yang kala itu ada di sekitar sana, juga terkejut karenanya. ''

Awalnya  pemilik kafe tersebut mengira, itu suara balon meletus. "Namun, saat saya melihat sekeliling, ada pria berdiri di sana. Usianya sekitar 50 tahun, mengenakan topi baseball dan jaket,' kata dia seperti dikutip dari BBC, Jumat (17/6/2016).

Pria tersebut memegang senjata gaya lama. "Ia sekali menembak ke arah seorang perempuan, lalu menembak kembali. Pria itu kemudian menjatuhkan diri ke lantai, lalu memuntahkan kembali pelurunya ke area wajah korbannya," tambah  Rothwell.

Saat itu, saksi belum tahu, korbannya adalah anggota parlemennya, Jo Cox.

Ia menambahkan, seseorang berusaha untuk menangkap pelaku, bergulat dengannya.

Namun, pria sadis itu justru mengeluarkan pisau, mirip pisau pemburu dan menikam korbannya berkali-kali.

Aksi sadis tersebut dilakukan di siang bolong, disaksikan banyak saksi mata. "Orang-orang berteriak dan melarikan diri," kata  Rothwell.

Meski motif pelaku belum diketahui sampai saat ini, muncul dugaan, pembunuhan tersebut terkait referendum yang akan dilakukan pekan depan, untuk memilih tetap bersama Uni Eropa atau lepas (Brexit).

Rothwell mengaku mendengar pelaku meneriakkan, 'put Britain first' -- utamakan Inggris sekitar dua atau tiga kali. "Ia meneriakkan hal itu sebelum dan sesudah menembak korban," kata dia.

Penembak tersebut memuntahkan peluru tiga kali, yang terakhir di bagian kepala.

Saksi mata yang lain, Hithem Ben Abdallah mengatakan, Jo Cox terbaring berlumuran darah di trotoar pasca-insiden.

Pria 56 tahun itu sedang berada di kafe di seberang perpustakaan. Sesaat setelah pukul 13.00, ia mendengar suara teriakan. Cepat-cepat Abdallah keluar.

Ia menyaksikan Jo Cox dalam kondisi terbaring tak berdaya, sementara pelaku menendangnya.

"Ada seorang laki-laki yang berusaha mengedalikan pria yang mengenakan topi baseball warna putih," kata dia.

Pria bertopi itu tiba-tiba mengeluarkan senjata.

"Pria yang memegang senjata itu mundur, lalu menembakkan  pelurunya. Ia kemudian melepaskan tembakan kedua. Saat menembak tatapannya menghadap ke bawah," kata Abdallah.

Polisi sejauh ini telah menangkap tersangka dan mengamankan barang bukti, demikian menurut Dee Collins dari Kepolisian West Yorkshire.

Polisi belum menjelaskan secara detil kasus penyerangan tersebut. Motif di balik tindakan sadis pelaku juga belum diketahui.

"Ini adalah penyelidikan yang sangat penting, ada banyak saksi yang memberikan keterangan pada polisi saat ini," kata Collins, seperti dikutip dari CNN. "Investigasi menyeluruh sedang dilakukan untuk mencari tahu motif dari serangan ini."