Liputan6.com, St Petersburg - Presiden Rusia Vladimir Putin mengklarifikasi pernyataan kalau dia memuji kandidat capres Partai Republik, Donald Trump, sebagai orang hebat. Ia hanya mengatakan kalau Amerika Serikat adalah satu-satunya negara di dunia yang memiliki superpower.
Ditanya oleh wartawan di St Petersburg International Economic Forum tentang kekagumannya terhadap Donald Trump, ia menyebut capres AS itu orang flamboyan atau pribadi berwarna. Putin mendiskripsikan Trump dengan Bahasa Rusia yang memiliki arti ambigu dari 'mencolok', 'terlihat', hingga 'bersinar'.
Baca Juga
"Seperti saya katakan, Trump itu pribadi yang berwarna. Bukan begitu, bukan? Berwarna. Saya tak mengatakan kata apapun tentang karakternya dia, selain kalau ia memang berwarna," kata Putin seperti dilansir dari Guardian, Minggu (19/06/2016).
Advertisement
"Namun, di sini saya benar-benar memperhatikannya dan tidak melihat sesuatu yang buruk di dirinya. Trump telah mendeklarasikan kalau ia siap untuk memperbaiki hubungan AS-Rusia. Ada yang buruk di situ? Kami semua menerima itu, bukan begitu?" lanjut Putin.
Pada Desember 2015, sebelum Donald Trump menjadi nominasi, Putin mengatakan Trump pribadi berwarna, berbakat dan tak memiliki keragu-raguan. Saat itu, ia mengatakan, "Bukan urusan kami memutuskan apakah dia pantas jadi presiden atau tidak. Itu pilihan orang Amerika. Namun, ia jelas pantas jadi pemimpin."
Trump selama berbulan-bulan salah mengira pernyatan Putin sebagai pujian terhormat baginya. Raja properti itu menganggap itu sebagai sebuah dukungan, daripada mengartikan lain.
Puji Amerika Serikat
Pada forum yang sama, orang nomor satu Rusia itu memuji AS. Hal yang jarang ia lalukan.
"Amerika negara kuat. Hingga hari ini, mungkin satu-satunuya negara superpower. Kami terima itu," kata Trump.
"Kami ingin dan siap bekerja sama dengan AS."
Terkait dengan sanksi AS dan Uni Eropa karena aksi milter Rusia di Ukraina, Putin mengatakan, "Dunia butuh negara kuat, seperti AS. Dan kami membutuhkannya juga. Tapi kami tidak butuh negara seperti itu mencampuri urusan dalam negeri, memberi instruksi bagaimana kami harus hidup, dan mencegah Eropa memiliki hubungan dengan Rusia."
Untuk Suriah, Putin mengatakan AS seharusnya merayu pemimpin oposisi agar bisa berdialog dengan rezim Damaskus. Ia mengatakan kalau ia setuju dengan proposal AS untuk menjadikan perwakilan oposisi dalam pemerintahan.