Sukses

10 Hal Aneh yang Dilakukan Nenek Moyang untuk Menghibur Diri

Mulai dari berjalan pincang, membuat peternakan semut, hingga berfoto tanpa kepala.

Liputan6.com, Jakarta - Mungkin sebagian besar orang mengira bahwa nenek moyang kita menghibur diri dengan kegiatan-kegiatan yang dapat tergolong wajar, seperti menari dan bernyanyi.

Namun siapa sangka jika ternyata para pendahulu kita menjalankan hal-hal aneh untuk menghibur diri dan melakukan tren tertentu yang jika dilakukan saat ini dapat tergolong ke dalam hal tak wajar.

Mereka bahkan melakukan hal sadis untuk menghibur diri, seperti membakar kucing hidup-hidup. Tak hanya itu, kebiasaan menampung air mata ke dalam sebuah botol, berjalan pincang, hingga menghitamkan gigi juga pernah menjadi tren di masa lalu.

Seperti dikutip dari Listverse, Selasa (21/6/2016), berikut 10 hal aneh yang dilakukan oleh orang- orang pada masa lalu untuk menghibur diri mereka.

1. Membakar Kucing

Ilustrasi kucing (Alfred Brunel de Neuville)

Pada Abad ke-17 di Prancis, membakar kucing merupakan salah satu bentuk hiburan. Setiap tahunnya warga Paris berkumpul di sebuah api unggun pada pertengahan musim panas di Palce de Greve untuk bermain, menari, dan bernyanyi.

Untuk menambah keseruannya, mereka memasukkan beberapa kucing hidup ke dalam karung, menggantungnya pada tiang, membakarnya, dan melihat hewan malang itu mati perlahan-lahan.

Pada masa itu kucing dianggap sebagai media untuk menghubungkan iblis dan penyihir. Setelah hewan tersebut habis terbakar, orang-orang mengambil abunya karena dianggap akan mendatangkan keberuntungan.

2. Pamera Bayi di Inkubator

Pameran bayi yang berada di inkubasi (Wikimedia)

Sebelum Abad ke-20, bayi prematur hanya memiliki kesempatan kecil untuk bertahan hidup. Hal itulah yang membuat Dr Martin Corney menciptakan inkubator.

Namun, banyak orang bahkan rumah sakit pun tak percaya akan kegunaan mesin tersebut.

Untuk membuktikan inkubator yang dibuatnya, Corney melakukan pameran di mana bayi prematur diletakkan di dalam inkubator.

Pameran yang dilakukan Corney tampak seperti rumah sakit normal. Ia meletakkan bayi di bangsal sementara beberapa dokter dan perawat mengawasinya. Satu hal yang berbeda adalah salah satu ruangan tersebut terbuat dari kaca, dan orang-orang melihatnya dari sana.

2 dari 3 halaman

Dari Jalan Pincang Hingga Berfoto Tanpa Kepala

3. Menghitamkan Gigi

Tren menghitamkan gigi (Calvin Smith)

Pada Abad ke-16 dan 17 di Inggris, sebuah tren muncul akibat kurangnya kesehatan pada gigi.

Saat itu harga gula sangat tinggi karena negara tersebut harus mengimpornya dan hanya orang-orang kelas atas yang dapat membelinya.

Terlalu banyak mengonsumi gula dapat membuat gigi berlubang hingga membusuk. Ratu Elizabeth I dikabarkan kehilangan banyak gigi karena kegemarannya dengan makanan manis. Ia pun hanya memiliki beberapa sisa gigi berwarna hitam dan membusuk.

Orang-orang pada zaman itu pun melihat gigi yang hitam sebagai simbol kekayaan. Mereka yang tak memiliki gigi cukup hitam, menggunakan kosmetik dan arang untuk menghitamkannya.

4. Kompetisi Berjalan Kaki

Kompetisi berjalan kaki atau disebut pedestrianism (Jospeh Becker/Olivia Raney Local History Library)

Kompetisi berjalan kaki, atau dikenal dengan pedestrianism, menjadi olahraga populer di Amerika pada Abad ke-19. Hal tersebut muncul setelah orang-orang yang bermigrasi ke kota setelah Perang Saudara merasa bosan dan membutuhkan suatu hiburan baru.

Dalam arena pertandingan, para peserta berjalan di lintasan yang dilakukan tanpa henti dari Senin hingga Minggu. Pemenangnya adalah mereka yang berjalan sejauh mungkin dengan durasi yang telah ditentukan. Beberapa pesaing itu dikabarakan dapat berjalan hingga 160 kilometer dalam 24 jam.

Namun pedestrianism digantikan dengan balap sepeda setelah ditemukannya alat transportasi tersebut oleh John Starley pada 1885.

5. Jalan Pincang

Putri Alexandra dari Denmark (Science Photo Library)

Sejak menikah dengan Pangeran Wales, Putri Alexandra dari Denmark menjadi bangsawan yang dicintai oleh masyarakatnya karena memiliki rupa menarik dan dikenal dermawan. Ia sangat digemari oleh banyak orang dan mereka pun meniru gerak-gerik dan Alexandra.

Setelah melahirkan anak ke tiga pada 1867, Alexandra mengalami demam rematik dan membuatnya ia lemas sehingga berjalan pincang. Wanita di London dan Edinburgh pun turut mengikuti gaya pincang Alexandra.

Untuk membuat pincang tampak nyata, beberapa orang bahkan rela mengenakan sepatu dengan ukuran tak sesuai. Tren itu pun bertambah tenar ketika Alexandra menggunakan tongkat dan dianggap sebagai aksesori oleh wanita lain.

6. Foto Tanpa Kepala

Foto dengan kepala terputus sempat menjadi tren di masa lalu (William Henry Wheeler)

Tren aneh pun muncul setelah ditemukannya kamera. Pada 1853, fotografer terkemuka bernama Oscar Rejlander memulai tren yang dikenal dengan 'Headless Portraits' atau 'Foto Tanpa Kepala'.

Oscar mengombinasikan film negatif dan menciptakan sebuah gambar di mana orang dan kepalanya tampak terpenggal. Ia pun segera mendapatkan permintaan besar, dan beberapa fotografer mengadopsi teknik tersebut.

Tak hanya orang dewasa yang merasa terhibur dengan foto tersebut, bahkan anak-anak pun juga diketahui melakukan 'Headless Portraits'.

3 dari 3 halaman

Dari Menampung Air Mata Hingga Peternakan Semut

7. Perempuan 'Berpuasa'

Fasting girls (Wikimedia)

Anoreksia nervosa adalah gangguan psikis di mana penderitanya memiliki keinginan untuk menurunkan berat badan dengan menolak untuk makan.

Tak hanya terjadi pada zaman sekarang, anoreksia juga telah terjadi pada beberapa abad lalu.

Kasus anoreksia nervosa paling terkenal terjadi pada Abad ke-19, di mana sebuah kelompok wanita yang dikenal dengan 'fasting girls' atau 'perempuan berpuasa', mengklaim dapat bertahan hidup tanpa mengonsumsi apapun dalam jangka waktu lama.

Perempuan tersebut dikenal mengidap anoreksia mirabilis, yakni menurunnya nafsu makan secara ajaib. Kemampuan mereka bertahan hidup tanpa makanan dilihat sebagai keajaiban dan gadis-gadis itu pun menjadi tenar.

Orang-orang dari beberapa tempat di seluruh dunia, datang dengan membawa hadiah dan persembahan untuk menemukan nikmat Tuhan.

8. Menampung Air Mata

Lacrymatory, botol untuk menampung air mata (Beja Museum/Georges Jansoone)

Tak ada yang tahu bagaimana dan kapan menampung air mata jadi kebiasaan, namun hal tersebut menjadi populer pada periode Kerajaan Romawi. Saat itu, orang-orang yang berduka mengisi botol kaca berukuran kecil dengan air mata mereka.

Botol yang dikenal dengan nama lachrymatory atau penampung air mata kemudian ditaruh di kuburan sebagai simbol penghargaan. Dalam beberapa kasus, sejumlah wanita dibayar dan menampung air matanya ke dalam botol selama prosesi tersebut.

Tren tersebut pun dilakukan kembali pada era Victoria -- masa ketika Ratu Victoria memimpin Britania Raya dari tahun 1837 hingga 1901. Pada Perang Saudara di Amerika, para istri menangis dan menampungnya di botol air mata ketika menunggu suami mereka kembali dari perang.

9. Peternakan Semut

Ilustrasi peternakan semut (Messor structor/Wikimedia)

Sebuah mainan populer yang dapat dikatakan aneh diciptakan oleh Milton Levine pada 1950-an, di mana ia membuat peternakan semut. Ia terkesima dengan sekelompok semut dan menaruhnya ke dalam plastik transparan yang ia rancang layaknya sebuah ladang.

Milton pun memberi nama produknya Uncle Milton’s Ant Farm dan menjualnya dengan harga $ 1,98 atau sekitar Rp 26 ribu. Ketika mengiklankan produknya disebuah koran, ia pun menerima ribuan pesanan.

Pria yang meninggal pada usia 97 tahun pada 2011 tersebut, telah menjual lebih dari 20 juta peternakan semut selama hidupnya.

10. Duduk di Tanah Radioaktif

Ilustrasi (Basher Eyre)

Pada tahun 1953 sebuah tren aneh yang dikenal dengan 'uranium sitting' muncul di sebuah peternakan susu di Texas setelah pemiliknya, Jesse Reese, mengklaim kakinya yang terluka sembuh setelah ia menguburnya di tanah peternakannya.

Karena percaya bahwa tanah radiokatif tersebut dapat menyembuhkan, orang-orang yang mengidap berbagai penyakit seperti flu hingga kanker datang untuk meminta bantuan Reese. Atas banyaknya permintaan, ia menjual apinya dan mengubah lahannya menjadi 'uranium dirt house'.

Walaupun mereka tak tahu pasti dampak duduk di lahan yang mengandung bahan radioaktif, yakni uranium, namun para ahli kesehatan menentang dan menolak untuk menyetujui praktik tersebut.