Sukses

Heboh Pukulan di Bokong untuk Karyawan Bank 'Berkinerja Buruk'

Sebuah video beredar di sosial media menunjukan seorang pria dengan tongkat kayu tengah memukul bokong delapan karyawan bank.

Liputan6.com, Shanxi- Sebuah video mengejutkan beredar di sosial media. Rekaman tersebut menunjukkan seorang pria dengan tongkat kayu tengah memukul bagian bokong 8 karyawan salah satu bank yang ada di Changzhi Zhangze, Provinsi Shanxi, Tiongkok.

Pria dengan tongkat kayu dan kedelapan karyawan bank berada di atas panggung yang menghadap ke arah penonton.

Melansir dari CNN, pukulan pada bokong karyawan diduga sebagai suatu bentuk hukuman yang diberikan pada mereka dengan kinerja terbukti buruk di kantor.

Salah seorang karyawan wanita terlihat kehilangan keseimbangan saat bokongnya dipukul dengan tongkat kayu sebanyak empat kali.

Laporan awal dari media setempat mengatakan bahwa, pria dengan tongkat kayu adalah bos atau atasan dari karyawan tersebut.

Namun, pernyataan otoritas Changzhi mengklarifikasi bahwa pria dengan tongkat kayu bukanlah salah seorang pimpinan dari bank.

Mereka lanjut menjelaskan, pria tersebut adalah seorang pelatih profesional pengembangan karakter dan kerjasama antarpekerja -- yang telah dibayar oleh pihak bank untuk meningkatkan kedisiplinan para karyawan.

Pihak bank diketahui telah mengundang seorang pelatih profesional dari Shanghai untuk melatih 216 karyawan bank yang terbagi dalam 27 tim. Empat pria dan empat wanita terpilih yang dipukul bagian bokongnya di atas panggung, dianggap kurang baik kinerjanya.

Menanggapi kesalahpahaman yang ada, pelatih profesional dari Shanghai Hongfeng Leadership School, Jiang Feng meminta maaf atas aksi yang dinilai kurang sopan dalam postingan video tersebut.

“Insiden ini merupakan sebuah pelajaran bagi saya untuk memperbaiki metode mengajar saya ke depannya,” kata Feng.

Melansir dari Beijing News, untuk sesi pengembangan diri dan kinerja tim pada karyawan tersebut selama dua hari, pihak perusahaan dikenakan biaya sebesar 100.000 yuan atau kurang lebih Rp 200 juta.

Video tersebut telah menuai kritikan di kalangan masyarakat luas dengan banyak orang berkomentar bahwa mereka pernah menyaksikan hal yang sama sebelumnya saat sesi pengembangan diri di perusahaan lainnya.

Berikut videonya: