Liputan6.com, Washington, DC - Isu keamanan terhadap calon kandidat presiden Amerika Serikat (AS) kembali diperbincangkan menyusul adanya upaya penembakan yang dilakukan seorang pria asal Inggris terhadap Donald Trump. Peristiwa itu terjadi dalam kampanye taipan properti itu pada Selasa 21 Juni lalu.
Pria Inggris bernama Michael Steven Sandford itu menghadapi tuntutan melakukan kekerasan di area terlarang - wilayah yang dikunjungi orang dengan pengawalan Secret Service. Demikian seperti dilansir BBC, Kamis (23/6/2016).
Baca Juga
Melalui peristiwa itu jelas ada ancaman yang dihadapi oleh calon kandidat serta respons pasukan keamanan yang diperlukan. Lantas kapan sebenarnya calon presiden AS mulai mendapat perlindungan dan pengamanan seperti apa yang mereka dapatkan, berikut penjelasan 3 segmen sejarah singkat pengamanan capres AS.
Advertisement
1. Prosedur Pengamanan
Level modern pengamanan terhadap presiden dimulai pada 1963 setelah pembunuhan terhadap John Kennedy di Dallas. Peristiwa tersebut telah mendorong tinjauan terhadap metode keamanan.
Sementara itu, calon kandidat presiden AS mendapatkan perlindungan setelah Robert Francis Kennedy (RFK) yang masuk bursa pencapresan tewas dibunuh pada 1968. Ia dibunuh tak lama setelah berpidato merayakan kemenangannya dalam pemilihan pendahuluan 1968 di California.
Menurut pemerintah AS, perlindungan tersebut dirancang untuk menjaga integritas dari proses demokrasi dan kelangsungan pemerintahan.
2. Upaya pembunuhan capres AS?
Cukup banyak kasus upaya pembunuhan yang terjadi terhadap calon presiden AS. Pada 1972, mantan Gubernur Alabama, George Wallace yang berasal dari Partai Demokrat ditembak di Maryland ketika sedang berkampanye -- ia terluka namun berhasil selamat.
Pria bersenjata yang menembak Wallace, Arthur Bremer, juga telah merencanakan untuk menembak Presiden Richard Nixon, namun aksinya itu berhasil digagalkan oleh pasukan pengamanan presiden. Upaya pembunuhan juga terjadi pada 1979 terhadap Edward Kennedy, adik dari Presiden John Kennedy dan Senator Robert Kennedy -- kedua kakak Edward sendiri tewas dibunuh pada 1960.
Edward disebut menjadi target pembunuhan oleh seorang wanita yang mengalami gangguan mental, Suzanne Osgood. Perempuan yang membawa pisau berburu itu berhasil diamankan di luar gedung Senat -- tempat di mana Edward berkantor.
Kampanye pilpres AS 2016 juga diwarnai dengan serangkaian aksi kekerasan. Kemana pun Trump berkampanye, ia hampir selalu disambut dengan aksi protes bahkan tak jarang berujung pada kekerasan.
Taipan properti itu disebut sering mengolok-olok para demonstran. Peristiwa itu memancing keributan antara mereka yang menolak dan mendukungnya.
Pada Maret lalu di Ohio, agen Secret Service bersiaga di sekeliling Trump setelah seorang pria berusaha menerobos naik ke atas panggung ketika sosok kontroversial itu tengah berkampanye. Selain itu, sejumlah acara kampanyenya dilaporlan terpaksa dibatalkan dengan alasan keamanan.
Dalam beberapa kasus, kekerasan telah membawa publik kembali pada 1986 di mana ketika itu Robert Kennedy tewas terbunuh dalam kerusuhan di konvensi Partai Demokrat di Chicago.
Apa yang menimpa Trump memang belum sejauh yang dialami klan Kennedy, namun dapat dikatakan standar pengamanan terhadap capres AS saat ini selayaknya perlindungan terhadap presiden.
Bentuk Pengamanan Bagi Capres AS
 3. Strategi Pengamanan
Calon kandidat presiden akan mendapat perlindungan Secret Service ketika mereka sudah menjadi calon tunggal partai atau sebelum itu dengan catatan mereka memintanya atau terdapat ancaman yang nyata. Kali ini, Trump dan Ben Carson -- calon kandidat presiden dari jalur independen -- mendapat perlindungan dari sisi Partai Republik, sama halnya dengan Hillary Clinton yang mendapat pengawalan dari sisi Partai Demokrat.
Ketiga calon kandidat presiden itu mendapat perlindungan dari agen khusus. Jika pengamanan terhadap capres berdasarkan permintaan, namun bagi presiden dan wakil presiden hukumnya wajib.
Langkah-langkah pengamanan yang dilakukan misalnya mengamankan lokasi di mana mereka akan berada, menggunakan anjing pelacak untuk mendeteksi bom, melakukan pemeriksaan metal detektor, dan pengawalan selama perjalanan.
Secret Service menyebut operasi keamanan itu sebagai 'mencegah, meminimalkan, dan cepat mengidentifikasi ancaman dan kerentanan'. Jika terdapat ancaman maka mereka dapat memanfaatkan sumber daya khusus termasuk pasukan keamanan wilayah udara, penembak jitu, pasukan pemukul reaksi cepat, dan tim kimia berbahaya.
Namun menurut ahli keamanan, tim Secret Service tidak terlibat dalam mencegah atau membubarkan aksi protes kecuali terdapat ancaman nyata untuk capres.
Kesaksian wartawan BBC, Anthony Zurcher menyebutkan, ia selalu menyaksikan agen khusus berdiri di luar pintu kamar Trump.
"Saya menyusuri lorong kamar hotel Trump di New Hampshire dan selalu ada pengawal di luar pintu. Setiap kali dia (Trump) berada di kamarnya, seseorang selalu menghentikan saya di lift, mereka memeriksa nama saya di resepsionis hotel," ujarnya.
Selain itu, Secret Service juga melakukan pemeriksaan latar belakang dari semua orang-orang yang berada di sekitar capres AS. Mereka juga menyelidiki setiap laporan ancaman terhadap politikus tersebut.
Pengamanan Donald Trump?
Investigasi yang dilakukan Politico menyebutkan, Trump telah mendanai sendiri pihak keamanan dan intelijen yang bertugas melindungi dirinya selama masa kampanye.
Aparat keamanan dan intelijen tersebut juga ditugaskan menemukan dan mendepak demonstran yang membuat onar dan berpatroli selama kampanye. Perusahaan keamanan swasta XMark melalui situsnya menyebutkan, bahwa mereka telah memberikan pengamanan kepada Trump sejak November tahun lalu.
Pengamanan Hillary Clinton?
Calon kandidat presiden AS dari Partai Demokrat Hillary Clinton lebih mengandalkan Secret Service untuk keamanannya. Namun Politico melaporkan, Hillary membayar departemen polisi dan perusahaan keamanan lokal untuk mengamankan acara kampanyenya.
Advertisement