Liputan6.com, Kairo - Setelah black box EgyptAir ditemukan pada pekan lalu, usaha awal untuk mengunduh informasi dari data penerbangan dan perekam suara pesawat yang jatuh di Laut Mediterania itu belum juga berhasil. Menurut pejabat berwenang Mesir dan AS, bagian penting perekam akan dikirim ke Prancis untuk diselidiki.
Salah satu kotak hitam milik EgyptAir Penerbangan MS804, yang celaka di Laut Mediterania bulan Mei lalu ditemukan pada 16 Juni 2016 waktu Indonesia. Perekam suara kokpit atau cockpit voice recorder (CVR) tersebut ditemukan dalam kondisi rusak, dan harus diangkat dari dasar laut dalam beberapa tahap. Namun, memori yang tersimpan di dalamnya masih utuh.
Baca Juga
Sebuah kapal pencari, yang dilengkapi robot bawah air telah dikerahkan untuk mengangkatnya.
Advertisement
'Electronic boards' atau papan elektronik dari alat rekam EgyptAir akan diterbangkan minggu depan ke biro investigasi kecelakaan penerbangan Prancis di dekat Paris, demikian laporan pihak berwenang.
Menurut komite penyelidikan Mesir, setelah papan elektronik diperbaiki, alat tersebut akan dikirim kembali ke Kairo untuk dilakukan analisa data.
Baca Juga
Black box atau kotak hitam, mengalami kerusakan parah ketika EgyptAir dengan nomor penerbangan 804 dari Paris menuju Kairo jatuh ke laut pada 19 Mei 2016 dan menyebabkan 66 penumpangnya meninggal.
Dikutip dari The Guardian, Jumat (24/6/2016), penyelidik Prancis dan AS mengawasi upaya mengekstrak informasi dari perekam. Alat tersebut dibuat oleh Honeywell, sebuah perusahaan asal AS, dan pesawatnya, yakni A320, merupakan produksi Airbus yang berlokasi di Prancis.
Unit memori kotak hitam biasanya menyediakan data penting bagi para peneliti, di antaranya percakapan pilot, detail keadaan mesin pesawat, sistem navigasi, bahkan informasi mengenai adanya alarm asap.
Pilot EgyptAir MS804 diketahui tak melakukan panggilan darurat sebelum pesawat itu jatuh. Selain itu, hingga kini tak ada kelompok tertentu yang mengklaim atas jatuhnya burung besi tersebut.
Data radar menunjukkan, EgyptAir MS804 sempat melakukan pergerakan mendadak, yakni jatuh dari ketinggian 11.582 meter ke 4.572 meter. Pesawat tersebut kemudian menghilang dari radar pada ketinggian 3.048 meter.
Selain itu, terdapat indikasi adanya asap di lavatory -- kamar mandi pesawat -- dan kesalahan di dua jendela kokpit pada detik-detik terakhir sebelum pesawat tersebut menghilang.
Menteri Penerbangan Mesir, Sherif Fathi, mengatakan bahwa jatuhnya EgyptAir kemungkinan besar disebabkan aksi terorisme dibanding adanya kegagalan peralatan atau bencana lain.