Liputan6.com, Istanbul - Ledakan bom Turki yang mematikan dilaporkan terjadi pada Selasa 28 Juni 2016 sekitar pukul 22.00 waktu setempat. Saat itu, operasional bandara terhenti.
Dilansir dari The Guardian dan Channel News Asia, Rabu (29/6/2016), aktivitas di Bandara Ataturk kemudian kembali normal sekitar 5 jam pascaledakan.
Baca Juga
Teror bom Turki memicu penghentian semua penerbangan masuk dan keluar dari bandara tersibuk di negara itu. Bandar udara kembali beroperasi setelah pukul 03.00 pagi.
Advertisement
"Istanbul’s Ataturk Airport now operational. #TK25 will be first passenger flight to land. https://www.flightradar24.com/airport/ist/map," unggah situs pemantau penerbangan @flightradar24 memberitahukan penerbangan pertama pascaledakan bom Turki tersebut.
Sejauh ini belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan bom Turki. Diduga kuat pelakunya adalah kelompok ISIS.
"Tanda-tanda menunjuk ke Daesh --sebutan lain untuk ISIS-- tetapi penyelidikan lebih lanjut sedang dilakukan," kata Perdana Menteri (PM) Turki, Binali Yildirim seperti dikutip dari CNN.
Menteri Kehakiman Turki, Bekir Bozdag mengatakan sejauh ini jumlah korban cedera mencapai 147 orang.
"Tiga orang pengebom juga tewas," kata Gubernur Istanbul Vasip Sahin.
Sebanyak 49 ambulans dikirim ke lokasi ledakan bom di Turki itu.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menyerukan dunia untuk internasional bersatu melawan terorisme.
"Jangan melakukan kesalahan. Bagi kelompok teroris, tidak ada perbedaan antara Istanbul dan London; Ankara dan Berlin; Izmir dan Chicago; atau Antalya dan Roma. Semua pemerintah dan seluruh umat manusia diimbau bergabung untuk berperang melawan terorisme. Hal yang jauh lebih buruk seperti yang kita takutkan hari ini akan menjadi kenyataan (jika tak bersatu)," tutur Erdogan.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.