Liputan6.com, Baghdad - Sebuah kota kuno di Irak merupakan kota pertama di dunia yang memiliki fungsi lengkap layaknya sebuah kota modern. Kota itu bertahan selama 4000 tahun sebelum akhirnya 'terabaikan'.
Kini, setelah 5000 tahun kemudian, sebuah lempeng tanah liat ditemukan di Kota Uruk. Ternyata lempeng itu merupakan slip pembayaran gaji kepada pekerja.
Baca Juga
Baca Juga
Lempeng itu diperkirakan menjadi slip gaji pertama kali yang ditemukan dalam penggalian situs di kota itu. Guratan-guratan yang ada menggambarkan kepala manusia sedang makan dari mangkuk, artinya 'jatah'.
Advertisement
Di dua sisi ada perangkat kerucut, yang berarti (minuman bir), di sampingnya ada guratan petunjuk jumlah bir.
Dikutip dari Daily Mail pada Jumat (1/7/2016), para pakar meyakini bahwa peradaban mula-mula yang muncul di Mesopotamia sudah mengenal konsep pegawai dan pemberi kerja.
Sebelum masa itu, manusia berkutat pada tugas gotong-royong serta mendukung pertanian dan perburuan skala kecil.
Tapi, sepertinya perpindahan ke kehidupan perkotaan juga membawa perubahan dramatis pada cara manusia bekerja, dan orang 'dibayar' untuk melakukan sebuah tugas.
Dr. Ian Hodder, seorang ahli antropologi di Stanford University, California, menjelaskan kepada New Scientist, "Ada perubahan dari gotong-royong menjadi hirarki."
"Hal ini merupakan akibat yang tak terhindarkan ketika hidup dalam masyarakat yang lebih luas dan hasil pertanian bertambah."
Uruk dulunya merupakan kota purba Sumeria lalu kemudian menjadi bagian Babilonia pada zaman Perunggu di Mesopotamia.
Diduga terjadi pergeseran dari kerumunan desa-desa pertanian kecil menjadi pusat kota besar selama jangka waktu 800 tahun, yakni antara tahun 4000 SM dan 3200 SM.
Ketika orang mulai tinggal di perkotaan, mereka dimungkinkan belajar keterampilan tertentu dan membeli kebutuhan lain.
Pada puncaknya, Uruk diduga memiliki 80 ribu penduduk. Kota itu disebut-sebut sebagai ibukota kerajaan heroik yang digambarkan dalam Kisah Epik Gilgamesh.
Bir diduga menjadi minuman populer di Mesopotamia dan mungkin membantu mengatasi permasalahan air yang tercemar sebagai akibat hidup di perkotaan.
Lempeng tanah liat itu menggambarkan pembayaran berupa bir kepada pegawai-pegawai yang diduga bertarikh antara 3100 SM dan 3000 SM. Lempeng itu sekarang ada di British Museum di London.
Lempeng-lempeng tanah liat dibuat dengan mengukirkan lambang-lambang pada lempung yang masih basah menggunakan sebuah ranting sebelum dijemur hingga kering.
Para ahli arkeologi juga menemukan bukti bahwa para pekerja di perabadan purba lainnya juga digaji dalam bentuk minuman bir. Misalnya, para pekerja yang membangun piramida-piramida Mesir Kuno mendapat 4 hingga 5 liter bir setiap hari.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.