Liputan6.com, Oklahoma City - Aksi ekstrem Daniel Herndon melompat dari pesawat terbang nyaris berujung tragis. Nyawanya hampir hilang akibat tali parasut yang dikembangkannya saling membelit.
Dikutip dari stasiun KTUL pada Sabtu (2/7/2016), Herndon mengatakan bahwa kejadian tersebut memang sangat langka meski ada kemungkinan terjadi.
Advertisement
Baca Juga
Menurut penuturan Herndon, ia saat itu sedang meluncur pada kecepatan 129 km per jam. "Sukar dipercaya bisa terjadi begini," ucapnya.
Ia melanjutkan, "Parasutnya mulai berpilin dan kemudian arahnya tegak atau sejajar dengan permukaan bumi."
Untunglah, dengan pengalaman lebih dari 1.600 kali terjun, ia paham prosedur darurat parasut.
"Dalam waktu 3 hingga 5 detik, ia mencoba untuk melonggarkan pilinannya. Namun hasilnya memburuk. Saat tak kunjung membaik dan di ketinggian rendah, saya harus membuka cadangan."
Tak lama kemudian, terlihat parasut utamanya pergi terbawa angin. Harga parasut itu sekitar $2.500 (Rp 32,75 juta) dan pergi entah ke mana. Kata Herndon, "Nyawa saya terselamatkan, tapi ada harga yang harus dibayar."
Kejadian ini bukan pertama kalinya bagi Herndon. Ini adalah yang ke tujuh kalinya. Seandainya ia seekor kucing, maka ia masih mempunyai dua nyawa tersisa.
Tapi ia seperti tidak merasa bahaya. "Tidak ada satupun kejadian itu membuat saya merasa nyawa saya sedang dalam bahaya," ucapnya.
Kejadian menegangkan pada Selasa 28 Juni 2016 lalu sekarang berubah menjadi kejadian barang hilang, untuk menemukan kembali parasut berwarna hijau, biru, dan putih tersebut.
"Masyarakat pada umumnya menganggap skydiving sebagai berbahaya, malah mungkin berisiko mati kalau melakukannya," tuturnya soal bahaya terjun payung.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.