Liputan6.com, Paris - Suara ledakan terdengar di sekitar Stade de France, stadion sepak bola di Paris, Prancis pada Minggu 3 Juli 2016. Insiden tersebut terjadi beberapa jam sebelum laga perempat final antara Prancis dan Islandia digelar.
Pertandingan tersebut menarik banyak perhatian setelah tim 'Negeri Es' secara mengejutkan menahan laju Inggris yang bertabur bintang bola. Sejumlah petinggi dari dua negara pun duduk di kursi penonton untuk menyaksikan laga bersejarah itu,
Sejumlah penonton bola mengaku mendengar suara ledakan tersebut saat mendekati stadion. Polisi meminta mereka untuk tidak mendekat ke lokasi kejadian dengan alasan keamanan.
Seperti dikutip dari CTV News, suara ledakan tersebut ternyata dipicu oleh upaya polisi untuk membuka pintu sebuah mobil mencurigakan yang terparkir dekat Stade de France, 3,5 jam sebelum pertandingan berlangsung.
Menurut aparat, mobil tersebut menempati area yang tidak semestinya.
Seperti dikutip dari Reuters, polisi tak menemukan ada hal yang mencurigakan di dalam mobil tersebut.
Meski tak ada hal serius terjadi, insiden tersebut sempat bikin khawatir para penonton. Sejumlah spekulasi pun ramai berseliweran di dunia maya.
Kekhawatiran baru mereda setelah muncul penjelasan dari pihak kepolisian.
"Pengecekan seperti itu secara berkala dilakukan di Paris," kata seorang polisi wanita. "Aparat tidak meledakkan mobil secara keseluruhan." Sejumlah jalan di dekat stadion juga ditutup selama Euro 2016.
Pengamanan ketat diberlakukan dalam penyelenggaraan Euro 2016, khususnya di Stade de France -- yang menjadi salah satu target serangan bom bunuh diri dalam rangkaian teror yang melanda Paris pada 13 November 2015 yang menewaskan 130 orang.
Kala itu setidaknya dua teroris mencoba memasuki stadion, salah satunya meledakkan rompi bunuh diri setelah langkahnya dihadang aparat.
Tiga kali ledakan terdengar dari luar stadion, saat pertandingan masih berlangsung pada babak pertama.
Kemudian, kabar berembus bahwa ada orang tewas di dekat stadion serta bahwa serangan bom bunuh diri terjadi hanya beberapa meter dari kerumunan penonton.
Pertandingan tetap dilanjutkan. Namun sebagian penonton dan anggota tim yang panik berkumpul di tengah lapangan usai pertandingan bubar jalan.
"Kami sangat terguncang dan syok," kata pelatih Jerman Joachim Loew kala itu.
Tiga orang tewas dalam serangan teror tersebut. Saat insiden terjadi Presiden Prancis Francois Hollande sedang berada di dalam stadion. Ia dan 80 penonton lainnya sedang menyaksikan pertandingan persahabatan antara Timnas Prancis dan juara dunia Timnas Jerman.
Presiden Prancis Francois Hollande segera dievakuasi dari lokasi kejadian, sementara Stade de France ditutup. Orang-orang tak bisa masuk, juga tak bisa keluar.
Ketika perintah evakuasi dikeluarkan, para fans sepak bola Prancis menyusuri lorong stadion dengan menyanyikan lagu kebangsaan, La Marseillaise.
Bom di stadion Paris adalah satu di antara serangkaian serangan teror yang ditujukan pada ibu kota Prancis itu.
Teror bermula Jumat malam, 13 November 2015. Sekelompok penyerang menyerbu gedung konser Bataclan tempat band asal Amerika Serikat, Eagles of Death Metal, bermain di depan penonton yang penuh sesak. Mereka memberondongkan senjata dan melempar bahan peledak. Ada ISIS di balik kekejaman itu.
Suara Ledakan di Stadion Euro 2016 dan 'Hantu' Teror Paris
Suara ledakan terdengar di sekitar Stade de France. Kekhawatiran dan spekulasi akhirnya berakhir setelah muncul penjelasan dari aparat.
Advertisement