Liputan6.com, New York - Nama aslinya adalah Liberty Enlightening the World. Sosoknya yang berjubah merepresentasikan Libertas, dewi kebebasan dalam mitologi Romawi. Ia yang berdiri sejak 1886 di muara Sungai Hudson New York menjadi simbol kemerdekaan Amerika Serikat.
Penampakannya yang feminin membuatnya dijuluki 'Lady Liberty". Namun, siapa mengira, patung tersebut mungkin sejatinya adalah pria.
Dalam penayangan perdana serial dokumenter Secrets of America’s Favourite Places, para ahli berusaha menggali sejarah terlupakan terkait sejumlah monumen ikonik di AS.
Â
Baca Juga
Salah satunya, Liberty. Sejak lama diyakini, pematung Prancis, Fédéric Auguste Bartholdi menjadikan wajah sang ibu sebagai inspirasi patung tersebut.
Namun, penulis sekaligus jurnalis Elizabeth Mitchell menguak teori alternatif, yang ia dapatkan dalam riset dalam rangka pembuatan bukunya, Liberty’s Torch: The Great Adventure To Build the Statue of Liberty.
"Saat saya mengamati dengan cermat, struktur wajah tersebut tak sama. Rupa ibu sang pematung memiliki alis yang lebih melengkung, hidung lebih kecil, bibir lebih tipis," kata dia kepada New York Post, seperti Liputan6.com kutip dari News.com.au, Senin (4/7/2016).
Advertisement
"Bartholdi adalah ahli pembuat patung dada (bust)...yang terkenal dengan akurasinya."
Petunjuk terkait asal usul Lady Liberty, menurut Mitchell, didapatkan dari sejumlah foto.
"Lewat foto-foto saudara lelakinya yang ia simpan, aku mulai mencermati wajah itu lebih hati-hati, dan ternyata sungguh mirip dengan Liberty."
Mitchell menambahkan, saudara laki-kali Bartholdi mengalami gangguan jiwa saat dewasa. Dan, sang pematung itu mengunjunginya sekali dalam seminggu.
Keduanya tak bercakap-cakap. Seringkali Bartholdi menghabiskan waktu berjam-jam memandangi saudaranya yang membisu.
Selain soal sosok Liberty, pertanyaan juga mengemuka tentang asal usul Liberty yang dalam sejarah disebut sebagai hadiah dari Pemerintah Prancis.
Edward G. Berenson, profesor sejarah di New York University menyebut, hal itu tak sepenuhnya benar.
"Pemerintah Prancis yang berkuasa saat Patung Liberty pertama kali dibuat (pada 1865) adalah semacam diktator yang otoriter. Mereka tak mungkin sepakat dengan ide memperingati kemerdekaan AS," kata Berenson.
Gagasan pembuatan patung tersebut berasal dari aktivis Prancis, Édouard de Laboulaye. Liberty secara tak langsung adalah cara dia mengkritik penguasa kala itu.
Patung tersebut awalnya adalah proyek penggalangan dana. Laboulaye dan Bartholdi menghimpun uang sumbangan publik selama sekitar 15 tahun.
Salah satu taktik untuk mendapatkan uang adalah dengan cara memajang bagian-bagian patung yang disatukan di muka bengkel kerja milik Bartholdi selama dua tahun. Keberadaannya sangat menonjol, menjulang, mengalahkan tinggi bangunan lain di Kota Paris.
Liberty kembali 'dipreteli' saat dikirim menggunakan kapal ke Amerika.
Tak hanya itu, di Negeri Paman Sam, penggalangan dana juga dilakukan untuk menegakkan Liberty. Uang tunai tak muncul dari kas New York -- Philadelphia dan Boston bahkan nyaris 'mencuri' patung itu.
Hingga akhirnya raja media Joseph Pulitzer turun tangan untuk memastikan Lady Liberty menjadi ikon kota berjuluk Big Apple dan memimpin penggalangan dana.
"Dia (Pulitzer) adalah sosok populis," kata Berenson. Pulitzer mengkritik kalangan 1 persen alias kaum berduit.
"Kalangan 1 persen New York bisa dengan mudah menulis cek untuk apapun, namun mereka terlalu pelit. Mengapa demikian? Karena mereka tak percaya dengan kebebasan. Sebaliknya, kalangan awam percaya dengan gagasan tersebut, itu mengapa mereka rela memberikan uangnya," kata Berenson, menirukan perkataan Pulitzer.
Simbol pencerahan, berupa obor di tangan kanan Lady Liberty ditutup untuk umum sejak 1916, sejak lengannya dirusak agen Jerman dalam serangan ke gudang amunisi di Black Tom Island selama Perang Dunia I.
Namun, tayangan Secretsof America’s Favourite Places memperkenalkan seorang pria yang memasuki obor Liberty sebanyak 2.500 kali. Ia adalah Charlie DeLeo yang bekerja sebagai 'penjaga api' selama 27 tahun. "Saya mengenal Patung Liberty lebih dekat daripada manusia lain," kata dia.
Liberty Sejatinya Seorang Muslimah?
Sosok Muslimah
Sosok yang menginspirasi Lady Liberty sudah lama jadi misteri.
Sebelumnya, para peneliti mengungkapkan teori mengejutkan, bahwa Liberty terinspirasi perempuan Arab 'penjaga' Terusan Suez. Seorang muslimah.
Pemahat Liberty, Frederic Auguste Bartholdi, diketahui pernah bepergian ke Mesir pada 1855-1856. "Ia menemukan minatnya untuk membangun monumen besar atau patung kolosal," demikian disampaikan pihak pengelola Taman Nasional AS atau US National Park, seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (3/12/2015).
Pada 1869, pemerintah Mesir mengadakan sayembara pembangunan menara mercusuar untuk Terusan Suez.
Bartholdi lantas mendesain patung besar perempuan berjubah yang memegang obor. Proposal itu ia beri nama 'Egypt Brings Light to Asia' alias 'Mesir pembawa cahaya bagi Asia'.
Patung hasil pemikiran Bartholdi meniru gaya perempuan pedesaan yang mengenakan jilbab. Demikian penjelasan Barry Moreno yang menulis tentang pahatan tersebut, seperti dikutip dari Smithsonian Institution.
"Bartholdi menghasilkan serangkaian sketsa, yang awalnya mengusulkan patung raksasa tersebut sebagai gambaran 'fellah' atau yang diartikan sebagai penduduk pedesaan Arab. Namun kemudian, secara bertahap berkembang sebagai dewi yang kolosal," kata Edward Berenson yang menuliskan topik yang sama.
Kala itu sebagian besar penduduk Mesir adalah muslim, sekitar 86 persen di Alexandria dan Kairo, dan 91 persen di area lain.
Namun proposal Bartholdi ditolak mentah-mentah oleh Pemerintah Mesir. Patungnya urung didirikan di Terusan Suez. Sketsa itu lah yang kemudian diduga kuat dijadikan Liberty.
Advertisement