Liputan6.com, Moscow- Hubungan Amerika Serikat dan Rusia memang kerap pasang surut. Ada kalanya kedua negara rukun, ada juga momen tegangnya.
Terkadang, situasi mendesak membuat keduanya terpaksa harus berada di sisi yang sama dan satu suara. Salah satunya adalah kasus di Suriah.
Baca Juga
Pemerintahan Kremlin Rusia mengabarkan bahwa Presiden Vladimir Putin telah menghubungi Presiden Amerika Serikat Barack Obama untuk membicarakan beberapa hal-hal penting tersebut.
Baca Juga
Mengenal Abu Mohammed al-Golani, Pemimpin Pemberontakan yang Menumbangkan Rezim Assad di Suriah
5 Desember 2013: Kementerian Pertahanan di Yaman Diserang, 52 Orang Tewas Termasuk Staf Medis Asing
28 November 2014: Serangan Teroris Paling Berdarah Nigeria, Ledakan 3 Bom di Luar Masjid Bunuh 120 Orang
"Kedua kepala negara serempak dalam upaya penanganan situasi di Suriah yang akan dilancarkan melalui koordinasi militer antar-satu sama lain," demikian pernyataan resmi Kremlin seperti dilansir News Max, Kamis (7/7/2016).
Advertisement
Presiden Putin mengatakan kepada Presiden Obama tentang niatnya untuk mengimbau para kelompok oposisi moderat Suriah agar secepatnya melepas diri mereka atau hengkang dari lingkup Jabat Al-Nusa, yang terbukti merupakan jaringan dari kelompok teroris Al-Qaeda.
Terlebih, Putin mensinyalir pentingnya penindaklanjutan diskusi perdamaian untuk wilayah tersebut.
Selain itu,keduanya juga berbicara seputar isu Nargono-Karabakh, konflik antara Armenia dan Azerbaijan. Presiden Putin memberitahukan Presiden Obama bahwa dirinya sudah menyelenggarakan sebuah pertemuan di mana kedua negara diundang untuk mendiskusikan solusi demi pencapaian perdamaian di antara dua negara yang tengah dalam konflik itu.