Sukses

Dalam 2 Hari, Donald Trump Akan Umumkan Cawapresnya

Satu di antara lima orang ini akan menjadi cawapres yang mendampingi Trump dalam pilpres AS 8 November mendatang.

Liputan6.com, Washington, DC - Calon kandidat presiden Amerika Serikat (AS) asal Partai Republik, Donald Trump akan mengumumkan calon wakil presiden yang akan mendampinginya dalam pilpres. Berdasarkan informasi dari salah seorang tim kampanye, pengumuman itu akan disampaikan Trump pada Jumat 16 Juli mendatang.

Taipan properti itu akan memilih salah satu dari lima kandidat. Kelimanya antara lain, mantan Ketua DPR AS Newt Gingrich, Gubernur Indiana Mike Pence, Gubernur New Jersey Chris Christie, dan seorang pensiunan militer Letnan Jenderal Michael Flynn. Trump sendiri sudah mengonfirmasi hal ini.

"Saya memiliki lima kandidat," ujar Trump kepada Fox News seperti dikutip Reuters, Rabu (13/7/2016).

Trump sempat menyinggung nama Pence dalam kampanyenya di Westfield, Indiana. "Saya tidak tahu apakah dia (Pence) akan menjadi gubernur Anda atau wakil presiden Anda. Siapa yang tahu?," ujar Trump di hadapan pendukungnya.

Selama beberapa pekan terakhir, Gingrich dan Christie diketahui juga terlibat dalam kampanye Trump. Sementara itu, Partai Republik akan memulai konvensi nasionalnya pada Senin 18 Juli waktu setempat di Cleveland -- yang salah satunya diprediksi untuk mengukuhkan Trump secara resmi sebagai calon presiden pada pilpres yang akan digelar 8 November mendatang.

Sosok Potensial

Gingrich yang pernah ikut dalam pencalonan kandidat presiden AS pada 2012 lalu disebut 'aktif melobi' demi mendapat kursi cawapres. Hal itu dilansir CNN yang mengutip informasi dari tim kampanye Trump.

Sumber yang sama menambahkan bahwa Pence menjadi sosok paling potensial dalam daftar cawapres Trump. Namun ia tidak aktif melobi karena itu bukan 'gayanya'.

Letjen Flynn juga masuk dalam pertimbangan utama Trump. Meski demikian, sumber itu menyebut 'tidak jelas seberapa besar kemungkinan' Flynn akan terpilih.

Gingrich sudah menyatakan siap jika ia diminta untuk mendampingi Trump. "Saya akan merasa sangat terhomat untuk melayani negara," ujar Gingrich.

Sosok Gingrich juga tak kalah kontroversialnya. Ketika maju dalam pencalonan Partai Republik pada 2012 lalu ia sempat menyebut rakyat Palestina sebagai 'bangsa buatan'.

Sebelum mengatakan siap mendampingi Trump, Gingrich sempat 'ragu'.

"Bahkan jika terpilih (sebagai cawapres) saya harus memiliki pembicaraan yang sangat, sangat panjang dengan istri saya, Callista lalu dengan Trump," ujarnya dalam Festival Aspen Ideas beberapa waktu lalu.

Berbagai spekulasi terus berkembang mengenai cawapres Trump. Hingga saat ini belum dapat dipastikan siapa yang akan terpilih, publik masih harus menunggu hingga ia mengumumkannya secara resmi.