Sukses

Theresa May Resmi Menjabat sebagai PM Inggris

Theresa May resmi menjadi PM Inggris. Ia tercatat menjadi perempuan kedua yang menduduki kursi ini setelah pendahulunya, Margaret Thatcher.

Liputan6.com, London - Inggris secara resmi telah mengalami pergantian kepemimpinan. Hal itu terjadi usai pengunduran diri David Cameron diterima oleh Ratu Elizabeth II. Kemudian sang calon tunggal, Theresa May, ditunjuk sebagai penggantinya.

Cameron dilaporkan mendatangi Istana Buckingham pada Rabu, 13 Juli malam waktu setempat. Dan satu jam setelah ia meninggalkan Buckingham, sang ratu mengundang May untuk menunjuknya secara resmi sekaligus membentuk pemerintahan.

Theresa May membungkuk di hadapan Ratu Elizabeth II dalam proses penunjukkannya sebagai PM Inggris (Telegraph)

Sebuah gambar resmi dari Buckingham yang menunjukkan May berlutut di hadapan Ratu Elizabeth beredar di dunia maya.

Usai mengunjungi kediaman resmi sang ratu, perempuan kedua yang tercatat menduduki kursi Perdana Menteri Inggris itu pun berbicara kepada wartawan yang telah menunggunya di depan Downing Street 10, yang kini resmi dihuninya.

Dalam pidato perdananya sebagai perdana menteri, May berjanji akan melawan ketidakadilan dalam masyarakat Inggris, berjuang untuk kaum miskin dan terpinggirkan, serta menciptakan persatuan antara seluruh warga Inggris. May juga menegaskan akan membuat keputusan berdasarkan kepentingan keluarga miskin, bukan mereka yang kaya.

"Jika Anda adalah salah satu dari keluarga (miskin) itu, jika Anda hanya bertahan. Saya ingin mengatakan secara langsung. Saya tahu Anda bekerja sepanjang waktu. Saya tahu Anda melakukan yang terbaik. Saya tahu bahwa hidup harus diperjuangkan.

"Pemerintahan yang saya pimpin tidak akan disokong oleh sejumlah hak istimewa, tetapi oleh Anda. Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk memberikan Anda kendali atas hidup Anda," ujar May dalam pidato pertamanya seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (14/7/2016).

Sosok yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri terlama dalam sejarah Inggris itu juga mengatakan, akan mengikuti jejak David Cameron sebagai perdana menteri "satu bangsa". Tak hanya itu, dalam kesempatan itu May menegaskan pula bahwa nama partai yang dipimpinnya adalah Partai Konservatif dan Union di mana ia akan menjaga persatuan antara Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara.

Sementara itu, sebelum berangkat ke Buckingham, Cameron sempat berkomentar tentang situasi Inggris pasca-Brexit. "Ini bukanlah perjalanan yang mudah dan tentu saja kita tidak selalu membuat keputusan tepat," ujar mantan PM Inggris itu dengan didampingi sang istri, Samantha, dan ketiga anak mereka, yaitu Nancy, Elwen, dan Florence.

Sebelumnya, dalam sebuah pernyataan, May menjanjikan Inggris akan tetap sukses pasca-Brexit. Setelah resmi menghuni Downing Street 10, May memiliki sejumlah "pekerjaan rumah" mendesak, yaitu membentuk pemerintahan baru, merundingkan perceraian Inggris dari Uni Eropa, mengurus sektor perdagangan, perekonomian, dan masalah imigran, hingga menyatukan partainya Partai Konservatif juga rakyat Inggris yang terpecah saat referendum Brexit.