Sukses

Sosok Theresa May, Perempuan Tangguh yang Jadi PM Baru Inggris

Theresa May dikenal sebagai pekerja keras dan pemikir yang disebut-sebut telah 'ditempa sekeras baja'.

Liputan6.com, London - David Cameron, Mantan PM Inggris, memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya setelah Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa. Kali ini negeri yang dipimpin oleh Ratu Elizabeth II itu memiliki Perdana Menteri baru.

Sang calon tunggal, Theresa May, ditunjuk sebagai penggantinya.

Cameron dilaporkan mendatangi Istana Buckingham pada Rabu, 13 Juli malam waktu setempat. Satu jam setelah ia meninggalkan Buckingham, sang ratu mengundang May untuk menunjuknya secara resmi sekaligus membentuk pemerintahan.

Theresa May membungkuk di hadapan Ratu Elizabeth II dalam proses penunjukkannya sebagai PM Inggris (Telegraph)

Sesaat setelah May resmi ditunjuk sebagai PM baru Inggris, ia berjanji akan bernegosiasi dengan Uni Eropa (UE) untuk menyukseskan Brexit, mempersatukan negara itu, dan mendukung masa depan Inggris yang kuat, baru, dan positif bagi setiap orang.

Sebelum menjabat sebagai PM Inggris, Theresa May yang pernah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri itu disebut-sebut telah 'ditempa sekeras baja'.

Selama enam tahun ia mengawasi roda keamanan, penegakan hukum, dan mengontrol kawasan perbatasan tanpa tergelincir skandal. Sejumlah sosok yang menduduki kursi menteri dalam negeri sebelumnya hampir selalu terkait dengan kasus memalukan sehingga tak heran bila jabatan ini disebut sebagai 'kuburan politik'.

Awal May Berkecimpung di Ranah Politik

Seperti dikutip dari CNN, Kamis (14/7/2016), May memasuki ranah politik lebih dari 30 tahun lalu di asosiasi Konservatif lokal sebelum akhirnya menjabat sebagai anggota dewan di London Borough di Merton pada 1986-1994.

Sempat gagal terpilih sebagai anggota parlemen pada 1992 dan 1994, ia kemudian menjadi anggota parlemen Konservatif untuk Maidenhead pada 1997.

The Financial Times menggambarkan May sebagai sosok konservatif liberal dan mensejajarkannya dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel.

"May memiliki reputasi sebagai seorang pekerja keras dan pemikir...," tutur kontributor politik CNN, Robin Oakley.

Ia menjabat di beberapa posisi sejak bergabung dengan Parlemen, termasuk menjadi anggota Kabinet Bayangan sejak 1999 hingga 2010 dan wanita pertama yang menjabat sebagai Ketua Partai Konservatif pada 2002 sampai 2003.

2 dari 2 halaman

May Sebagai Mendagri dan Kehidupan Pribadinya

Theresa May Sebagai Menteri Dalam Negeri

Di pemilihan terakhirnya, pada 2010, May memenangkan kursi Maidenhead secara telak, dengan 2 kali perolehan dari lawannya Liberal Demokrat.

Pada tahun yang sama, ia ditunjuk sebagai Menteri Dalam Negeri Inggris. Dalam profil di website pribadinya, May berperan memimpin pemerintah untuk membebaskan polisi dalam memerangi kejahatan yang lebih efektif, mengamankan perbatasan dan mengurangi imigrasi, serta melindungi Inggris dari terorisme.

May diketahui sebagai orang terlama yang pernah menduduki kursi Menteri Dalam Negeri Inggris, di mana ia menoreh sejumlah catatan penting.

PM baru Inggris, Theresa May mendapat sambutan usai penunjukkannya secara resmi oleh Ratu Elizabeth (Metro)

Ia gigih menolak permintaan Amerika Serikat (AS) untuk mengekstradisi seorang hacker penderita Asperger, sementara ia 'menendang' jauh seorang tokoh ekstremis Abu Hamza dari negaranya meski pria itu mengajukan permohonan HAM.

Sumber keamanan senior mengatakan, track record May bahkan jauh lebih mengesankan dibanding pekerjaannya yang terlihat di hadapan publik.

"Dia telah menggagalkan banyak rencana teror, lebih dari yang Anda tahu," ujar sumber tersebut kepada The Daily Beast.

Seorang pejabat di Kementerian Dalam Negeri juga angkat suara. Ia memuji kualitas May, menyebutnya sebagai pembuat keputusan yang luar biasa.

"Tidak peduli saran apa pun yang ia dapatkan, ia hampir tidak pernah melakukan kesalahan," ujar pejabat itu.

Mengintip Kehidupan Pribadi May

Perempuan berusia 59 tahun itu lahir di Eastbourne, East Sussex, Inggris pada 1 Oktober 1956. Ia menuntut ilmu di bidang geografi di St. Hugh's College, Oxford University, dan lulus pada 1977. Tak lama setelah itu, ia bekerja di Bank Of England hingga 1983.

Ia menikah dengan bankir Inggris, Philip May, sejak 1980. Berdasarkan profil yang dicantumkan di tiga surat kabar Inggris, Benazir Bhutto, mantan Perdana Menteri Pakistan, merupakan 'mak comblang' yang mengenalkan mereka saat menghadiri pesta Partai Konservatif di Oxford.

PM Theresa May dan sang suami, Philip melambaikan tangan di depan Downing Street 10 (Telegraph)

Dalam Majalah Balance, May yang mengaku memiliki kegemaran memasak dan berjalan kaki itu menulis perjuangannya melawan diabetes.

"Faktanya adalah Anda masih dapat melakukan apapun yang ingin Anda lakukan. Misalnya, pada saat liburan saya dan suami berjalan kaki di pegunungan Swiss dan hal itu tak menghentikanku untuk melakukannya. Aku masih dapat melakukan hal seperti itu dan bekerja," tulis.