Liputan6.com, Jakarta - Indonesia turut serta dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok Negara Melanesia (MSG). Pertemuan tersebut dihelat di Kepulauan Salomon mulai dari 13 hingga 14 Juli.
Dalam pertemuan tersebut Gerakan Pembebasan Papua Barat (ULMWP) meminta agar menjadi anggota tetap MSG sama seperti Indonesia dan negara-negara Melanesia lain.
Baca Juga
Permintaan itu sontak ditolak Kepala Delegasi Indonesia dalam KTT MSG, Desra Percaya. Pria yang juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Asia Pasifik Afrika Kementerian Luar Negeri ini menyatakan, tak ada tempat bagi gerakan pro Papua merdeka di organisasi multilateral ini.
Advertisement
"ULMWP tidak lebih dari kelompok separatis yang tidak memiliki tempat dalam masa depan MSG," kata Desra dalam keterangan persnya.
Pernyataan Desra disepakati oleh Juru Bicara Kemlu, Arrmanatha Nasir. Dia mengatakan, masuknya ULMWP tak sesuai statuta MSG.
Bukan tanpa alasan pernyataan itu disampaikan Tata. Pasalnya, yang bisa jadi anggota MSG adalah negara bukan LSM seperti UMLWP.
"Bahwa ULMWP itu NGO bukan wakil kawasan negara. Mereka adalah NGO yang jadi observer dan memang dalam statuta MSG, NGO bisa jadi observer," ucap Tata.
"Apakah mereka bisa lebih harus ada konsensus anggotanya sendiri dan kami yakin negara anggota MSG bertujuan untuk kerjasama pembangunan dan ekonomi, Indonesia berkontribusi akan hal itu. Kita tidak lihat NGO yang tidak memiliki perhatian terhadap hal itu dapat berkontribusi," pungkas dia.